Betapa bangganya diri ini ketika bisa mempermalukan seorang koruptor. Puas karena berkesempatan menunjukkan kepada khalayak ramai bahwa nama besar dan ketokohan akan luntur saat ternoda oleh ulah korup.
Jarang-jarang saya menerima tugas sebagai penerima tamu, apalagi hanya acara kaliber RT. Itu cocoknya buat cewek-cewek cantik, sekaligus sebagai pemanis acara agar lebih menarik dan meriah, pikirku selama ini. Tetapi kali ini tidak. Aku harus berpakaian serapi mungkin agar tampil meyakinkan.
Ketika jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, satu per satu tamu mulai berdatangan. Kujalankan tugasku sebagaimana mestinya. Kuarahkan mereka untuk mengambil tempat yang kosong, mulai dari depan dan seterusnya.
Beberapa menit sibuk mempersilahkan tamu-tamu, seorang teman berbisik, "Tuh, Bapak X sudah datang, kamu saja yang terima ya"." Hmmmm, ini yang kutunggu-tunggu", gumamku dalam hati. Dia seorang tokoh yang sangat berpengaruh di kompleks ini.
Kusambut sosok yang tampil sangat rapi itu. "Maaf, bapak koruptor itu kan, silahkan duduk di belakang, di pojokan". Tiba-tiba saja terjadi keriuhan. Undangan yang sudah duduk serempak menoleh ke belakang dan berteriak, "Awas!". Aku terbanting ke tiang penyanggah panggung. Mulutku mengeluarkan darah, mengucur deras. Ternyata aku baru saja kena bogem seorang berbadan besar. Dia adalah pengawal bapak X.
Kepalang basah. Kuberanikan diriku dan siap menyerang balik. Tiba-tiba "Kringgggg.....kringgggg.....kringggg". Suara jam wekker membangunkanku. Oh, ternyata aku bermimpi. Jam menunjukkan pukul 05.00, waktunya mandi dan siap-sipa berangkat kerja...**)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H