Mohon tunggu...
pandhu prijatna
pandhu prijatna Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Saya gemar menulis, mungkin berisi kritik maupun humaniora dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar dari Baudrillard, Semua Ini Hanya Simulasi

15 September 2024   21:15 Diperbarui: 15 September 2024   21:32 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baudrillard merupakan tokoh pemikir postmodernis yang sangat berpengaruh. Walaupunhidup dalam lingkaran postmodernis, pemikiran Baudrillard sejatinya untuk memerangi postmodern, dimana Baudrillard menganggap bahwa postmodernitas sebagai fase sejarah yang sangat memalukan. 

Baudrillard muda sangat dipengaruhi oleh strukturalis termasuk bahasa struktural yang berakibat dia memandang sistem objek konsumen dan sistem komunikasi pada dasar periklanan sebagai pemebntukan "sebuah kode signifikansi: yang mengontrol objek dan individu di tengah masyarakat. Objek menjadi tanda dan nilainya ditentukan oleh sebuah aturan kode (kita mengonsumsi objek, maka kita mengonsumsi tanda).

Karya terpenting Baudrillard merupakan konsep simulakra dan simulasi. Ia memahami bahwa masyarakat postmodern saat ini hidup di zaman simulasi dimana manusia abad kontemporer hidup dalam dunia gambar, citra, dan simbol. Dunia simulasi ialah dimana ketika tidak ada lagi kebenaran atau realitas maka tanda tidak lagi melambangkan segala sesuatu. 

Adapun, simulasi membunuh makna secara absolut. Baudrillard berpendapat bahwa semua yang mengelilingi Los Angeles tidak ada lagi yang nyata namun suatu tatanan hiperrealitas dan tatanan simulasi. Baudrillard menggunakan terma "hipperealitas" dalam konsep simulasi dimana hiperrealitas merupaakn sebuah simulasi yang lebih nyata dari yang nyata, lebih cantik dari yang cantik. 

Dalam dunia hiperrealitas tidak ada cara mendapatkan sesuatu dari sumber dan mendapatkan reallitas yang asli. Dalam konsep simulakra, Baudrillard membedakan antara tiga tatanan. Tatanan pertama mulai dari masa Renaissance hingga awal revolusi industri. 

Tatanan kedua ialah era industri yang dicirikan dengan produksi dan rangkaian reproduksi murni dari objek yabng identik seperti mobil dan pendingin dimana objek mengaburkan simulakra dari hal yang lain dan bersama objek, serta manusia memproduksinya. Tatanan ketiga ialah didominasi oleh kode dan generasi simulasi oleh model ketimbang sistem industri, tatanan ketiga ini identik dengan reproduksi.

Simulacra, merupakan tempat dan ruang dimana mekanisme simulasi berlangsung. Manusia dalam konteks perkembangan teknologi virtual dijebak dalam realitas yang seolah nyata

namun justru semu dan penuh rekayasa. Simulakra muncul saat ini menunjukan bahwa masyarakat seolah olah terlena dalam hal fiksi yang dianggap nyata. Menurut Buadrillard, dunia didominasi oleh simulacrum bahwa dunia sudah menjadi dunia imajiner karena sudah tidak ada batasan antara yang nyata dengan yang semu. 

Manusia mendiami suatu realitas, di mana perbedaan antara yang real (nyata) dan fantasi, antara asli dan palsu sangatlah tipis. 

Dunia-dunia tersebut dapat diibaratkan seperti Disneyland, Universal Studio, China Town, Las Vegas atau Beverly Hills. Iklan-iklan telah mengambil alih tanggung jawab moral bagi masyarakat dan menggantikan moralitas puritan dengan moralitas hedonis kepuasan murni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun