Mohon tunggu...
Lingga Wastu
Lingga Wastu Mohon Tunggu... -

Ladang Aksara Yang Jarang Gagal Panen.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Antara Uang dan (Gaya) Hidup

9 Maret 2016   01:22 Diperbarui: 27 April 2019   02:32 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TIDAK PERLU KERJA KERAS! Bekerjalah dengan hati, bekerjalah dengan tenaga, bekerjalah dengan FOKUS! Bekerjalah untuk hal yang kamu rasa benar dan sesuai dengan apa yang ingin kamu hidupi! Rejeki suatu saat akan mengikuti kalau kita terus berusaha memantaskan diri, bukan memaksakan diri.

Manusia dan Biaya Nikah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 1 menyebutkan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa.

Sebenarnya, inilah inti dari tulisan saya. Beberapa bulan belakangan dipusingkan dengan biaya nikah yang sebenarnya sangat murah kalau menggunakan jasa penghulu saja. Tapi jaman sudah berubah, menikah bukan cuma sekedar kata sepakat "SAH!!!" dari para saksi dan wail. Saya perkenalkan anda semua kepada "GENGSI!" 

Penghulu hanyalah pelengkap dari segala gemerlap jasa wedding organizer, tukang tenda, juragan katering, tante tata rias, travel agent bulan madu, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan. Saya ingin mengucapkan terima kash yang sebesar-besarnya kepada mereka karena telah membuat saya termotivasi untuk bekerja lebih giat dan fokus untuk mencari sumber-sumber dana halal lainnya.

Sederhananya, menikah adalah menghalalkan status hubungan antara pria dan wanita berdasarkan agama dan mendokumentasikannya ke dalam catatan sipil. Kalau merujuk pada Undang-Undang tadi, tujuan pernikahan adalah "membentuk keluarga yang bahagia," bukan mengadakan pesta yang megah atau mewah.

Apa bedanya kita dengan Raffi Ahmad? Tidak ada. Sama-sama ijab kabul dan berhadapan dengan penghulu, bedanya, dia punya uang banyak, dan kita berharap punya uang banyak.

Kalau tulisan ini jadi headline, saya cuma minta bantuan doanya saja. Semoga semua doa-doa baik akan berbalik dengan berita baik pada mereka yang mau mengucapkannya.

Untuk bahagia, tidak perlu menjadi Raffi Ahmad, bisa juga jadi sesederhana teman saya Iqbal. Tapi hidup adalah pilihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun