This is Panca!
Hai! Udah yang ketiga kalinya, nih aku nulis puisi, dan ini adalah puisi kedua tentang cinta. Eak, para bucin langsung merapat.
Kalo yang kemaren ceritanya tentang gagal move on dari mantan terindah, yang ini ceritanya cinta tak terbalaskan. Ih, jyjy juga, ya bahasanya. Ya, intinya gitu, deh. Jadi abis putus terus nyari doi baru, eh enggataunya si doi udah ada gebetan baru. Yang sabar aja, ya.Â
 "kau buat sirna sudahlah, harapanku hidup bersamamu. Dulu, dirimu diriku, kita menyatu, tak lepas oleh waktu"
Jadi inget lagunya Virzha, tapi lupa judulnya. Yaudah, deh. Daripada nunggu lama-lama, ini dia puisinya!
Lets check this out!
HABIS ITU
yang kemarin,
Kamu minta maaf
seperti sakarin
Manis tapi khilaf
habis itu,
Kamu lupa
Aku sempat jadi dulu
Tapi epilog sudah tidak berguna
Buat sedih?
Memang
Perih?
Tidak, aku tetap senang
Meski lagi
Bertahun-tahun bertahan
Untuk berarti,
Tidak butuh aku yang demikian
Cuma sendiri
Sepi,
Menakutkan,
Dan depresi.
Gimana? Aku udah agak lelah juga, sih ngurusin bucin. So, kalo kali ini aku bikinnya kurang maksimal, kalian bisa respon, komen, atau ngasih rating. Tapi inget, gimanapun ini, tetep dukung aku, ya. Sebagai pelopor milenial berkemjuan Indonesia. Jangan lupa berkarya, jangan lupa bahagia!
Share ke temen-temen kalian, ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H