Mohon tunggu...
PANCASPTR
PANCASPTR Mohon Tunggu... -

Buat generasi milenial kita bisa hits dengan karya, bukan numpang tenar lewat sosmed tapi nyatanya omong kosong

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi| Puisi Sedih untuk Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

27 Desember 2018   21:32 Diperbarui: 27 Desember 2018   21:40 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

This is Panca!

Hai! Udah yang ketiga kalinya, nih aku nulis puisi, dan ini adalah puisi kedua tentang cinta. Eak, para bucin langsung merapat.

Kalo yang kemaren ceritanya tentang gagal move on dari mantan terindah, yang ini ceritanya cinta tak terbalaskan. Ih, jyjy juga, ya bahasanya. Ya, intinya gitu, deh. Jadi abis putus terus nyari doi baru, eh enggataunya si doi udah ada gebetan baru. Yang sabar aja, ya. 

 "kau buat sirna sudahlah, harapanku hidup bersamamu. Dulu, dirimu diriku, kita menyatu, tak lepas oleh waktu"

Jadi inget lagunya Virzha, tapi lupa judulnya. Yaudah, deh. Daripada nunggu lama-lama, ini dia puisinya!

Lets check this out!

HABIS ITU

yang kemarin,

Kamu minta maaf

seperti sakarin

Manis tapi khilaf

habis itu,

Kamu lupa

Aku sempat jadi dulu

Tapi epilog sudah tidak berguna

Buat sedih?

Memang

Perih?

Tidak, aku tetap senang

Meski lagi

Bertahun-tahun bertahan

Untuk berarti,

Tidak butuh aku yang demikian

Cuma sendiri

Sepi,

Menakutkan,

Dan depresi.

Gimana? Aku udah agak lelah juga, sih ngurusin bucin. So, kalo kali ini aku bikinnya kurang maksimal, kalian bisa respon, komen, atau ngasih rating. Tapi inget, gimanapun ini, tetep dukung aku, ya. Sebagai pelopor milenial berkemjuan Indonesia. Jangan lupa berkarya, jangan lupa bahagia!

Share ke temen-temen kalian, ya!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun