Memasuki semester akhir perkuliahan membuat seluruh mahasiswa sibuk untuk memulai mengerjakan tugas akhir atau skripsi yang harus mereka selesaikan sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana.Â
Pemilihan judul skripsi, mencari sumber data, dan  menghubungi dosen pembimbing merupakan kegiatan yang sudah biasa dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir.
Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk bisa lancar dalam mengerjakan skripsi, banyak strategi dan rencana yang harus disusun, agar pengerjaan skripsi dapat selesai tepat waktu atau sepahit-pahitnya bisa menyelesaikan skripsi tanpa ditinggal wisuda oleh teman seangkatan, rasanya hal itu sudah membuat mahasiswa sangat bersyukur.Â
Betul saja bayangan memakai toga, melihat ekspresi orang tua, berfoto bersama teman-teman, dan menaiki podium sambil berjabat tangan dengan rektor menjadi dorongan agar terus semangat mengerjakan skripsi.
Walau sedang putus cinta sekalipun sepertinya skripsi ini harus terus dikerjakan, bahkan sampai rela tidak nongkrong bareng teman ikut dikorbankan, semua itu dilakukan agar mahasiswa dapat lulus dari pendidikan perguruan tinggi.Â
Baca juga : Dari Rasa Jadi Skripsi
Namun seluruh mahasiswa yang sedang berjuang dalam mengerjakan skripsi dibuat tercengang dengan berita yang muncul mengenai perubahan ketentuan dalam menjalankan kehidupan karena adanya pandemi COVID-19, banyak sumber-sumber data lapangan yang sebelumnya dapat diakses secara langsung kini berubah menjadi lebih terbatas, bahkan beberapa tempat pencarian sumber data ditutup sementara.
Hal itu juga berpengaruh dengan pengerjaan skripsi yang seyogyanya bisa selesai tepat waktu menjadi mundur karena data-data yang diperoleh menjadi terbatas dan lebih sulit serta ini menjadi salah satu kendala yang harus ditaklukkan untuk bisa menyelesaikan skripsi.
Kendala yang dialami tentunya sangat banyak tergantung dari topik dan judul penelitian yang diambil, maka penulis di sini mencoba menjelaskan beberapa kendala dan solusi yang harus dilakukan oleh pejuang skripsi di tengah COVID-19.Â
SUMBER DATA LAPANGAN
Permasalahan mengenai sumber data yang pada awalnya dapat digali berdasarkan penelitian lapangan merupakan kendala utama yang menghambat pengerjaan skripsi, karena jika data-data lapangan tidak diperoleh maka penelitian akan sulit diselesaikan terutama pada bagian pembahasan di bab 4.
Hal ini juga berpengaruh kepada kualitas penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut karena sebelum terjun kelapangan untuk melakukan penelitian seorang mahasiswa sudah memiliki sasaran tempat yang akan diteliti. Tempat penelitian tersebut juga berhubungan dengan variabel yang diambil dalam pemilihan judul skripsi.Â
Maka ketika pandemi COVID-19 ini membuat tempat penelitian sulit diakses, hal itu akan berpengaruh pada keseluruhan skripsi yang sedang dikerjakan oleh seorang mahasiswa, bahkan ada mahasiswa yang harus mengulang dari awal karena tidak bisa mendapatkan data-data mengenai judul skripsi yang ia ambil.Â
Baca juga : Dear Pejuang Skripsi, Mungkin 3 Alasan Ini Menjadi Sebab Judul Skripsi Amburadul
Solusi, jika proses pencarian data lapangan sudah tidak bisa diakses karena pandemi COVID-19 seorang mahasiswa harus mencari cara lain untuk mengakses dan mendapatkan data tersebut, yaitu dengan mencari data-data secara online mengenai variabel yang berkaitan dengan judul penelitian.
Selain itu ubahlah metode penelitian lapangan secara langsung menjadi metode penelitian yang dilakukan secara virtual, jika mencari data dengan menyebar angket ubahlah angket tersebut menjadi online dengan menggunakan aplikasi yang tersedia saat ini.
Serta pencarian data melalui wawancara narasumber juga dapat dilakukan secara virtual ataupun bisa mengajukan pertanyaan melalui email yang dapat dihubungi. Ketika semua itu dirasa belum dapat memenuhi persyaratan dalam penelitian maka konsultasikan kembali judul penelitian serta langkah-langkah penelitian dengan dosen pembimbing.
BIMBINGANÂ DENGAN DOSEN PEMBIMBING
Sudah sering sekali terdengar mengenai adanya perbedaan pendapat antara mahasiswa dan dosen pembimbing dalam pengerjaan skripsi. Namun di tengah pandemi saat ini, bimbingan terasa lebih berat karena banyak diantara dosen pembimbing yang sudah memasuki usia lanjut sulit dihubungi, hal ini juga berkaitan dengan diubahnya sistem bimbingan tatap muka menjadi online atau virtual.
Ada banyak berbagai macam karakter dosen yang sulit ditebak ketika akan melakukan bimbingan, salah satunya dosen yang tidak mengerti atau tidak mau menerapkan bimbingan secara virtual sehingga mahasiswalah yang harus mengerti dan memahami kemauan dosen yang bersangkutan.Â
Terjadinya kesalahpahaman dalam memahami konteks dari isi penyajian skripsi juga terjadi, karena komunikasi yang dilakukan tidak secara langsung, ada saja hal yang kurang dipahami oleh mahasiswa sehingga bimbingan secara online tidak berlangsung optimal seperti bimbingan tatap muka. Di sisi lain mahasiswa merasa sungkan untuk bertanya kembali kepada dosen yang bersangkutan.Â
Baca juga : Skripsi Stress? Tenang Kamu Pasti Bisa
Solusi, pada masa pengerjaan skripsi tentunya setiap mahasiswa membutuhkan seorang dosen pembimbing untuk memberikan arahan mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh agar bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.
Selain itu dosen pembimbing juga akan memberikan solusi dari setiap kendala yang dialami oleh seorang mahasiswa. Maka dari itu sebagai seorang mahasiswa harus dapat menjalin komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing.Â
Salah satunya, Berkata jujur mengenai perkembangan skripsi yang sedang dikerjakan, agar dosen pembimbing dapat mengetahui secara jelas keadaan yang sedang mahasiswa hadapi.
Konsultasikan setiap masalah ataupun ketidakpahaman atas bimbingan yang sudah dilakukan hal ini agar dapat mengkonfirmasi kembali pemahaman mahasiswa apakah sudah sejalan dengan maksud dari dosen pembimbing.
Pada akhirnya dosen pembimbinglah yang mengantarkan mahasiswa untuk selesai dalam pengerjaan skripsi sehingga setiap saran dan koreksi dari dosen pembimbing harus dipahami dengan jelas.Â
SEMANGAT YANG SEMAKIN PUDAR
Pandemi COVID-19 yang membuat semua orang harus berada di rumah dalam melakukan segala aktivitas tak terkecuali belajar serta bekerja, hal itu pun juga harus dilakukan secara mandiri dari dalam rumah.
Bertemu dengan teman-teman juga menjadi berkurang bahkan tidak bertemu sama sekali, dampak dari aktivitas yang dilakukan di rumah secara terus menerus membuat orang menjadi jenuh dan terhambat dalam mencari inspirasi baru.Â
Begitu Pula dengan mahasiswa yang mengerjakan skripsi, pada masa awal pemberlakukan work from home dan belajar dari rumah terasa sangat menyenangkan karena tidak perlu berkutat dengan kemacetan jalan, namun seiring waktu berjalan rasa mumet, jenuh, dan bosan datang menghampiri setiap mahasiswa yang sedang berjuang.
Dampak dari situasi ini membuat semangat menjadi berkurang sehingga pengerjaan skripsi selalu ditelantarkan karena munculnya pikiran untuk menunda meneruskan pengerjaan skripsi. Selain itu pembenaran bahwa akan dikerjakan besok, besok, dan besok terus dilontarkan agar bisa rebahan dan santai lebih lama.Â
Rasa malas terus menghantui setiap mahasiswa yang melakukan pengerjaan skripsi di rumah, merasa memiliki waktu yang masih panjang membuat skripsi menjadi tertunda lebih lama. Terlebih tidak adanya teman yang bisa dijadikan patokan atau acuan dalam pengerjaan skripsi juga menjadi salah satu menurunnya semangat dalam mengerjakan skripsi.
Solusi, ketika rasa jenuh, mumet dan pikiran mulai mentok. Hal yang dilakukan adalah berikan jeda waktu untuk beristirahat dari penatnya pengerjaan skripsi, alihkan perhatian kepada hobi yang disenangi, cari hiburan yang bisa merefresh otak agar kembali menjadi lebih jernih. Karena diri kita juga butuh bernafas untuk mendapatkan semangat baru.Â
Selain itu hubungi teman dekat, buatlah diskusi mengenai keadaan yang sedang dialami. Saling sharing akan keadaan masing-masing juga akan membuat diri kita merasa tidak sendirian dalam menghadapi situasi ini
 Perasaan senasib dan sepenanggungan akan meredakan kegundahan untuk menyelesaikan skripsi, sehingga saling support satu sama lain terjalin dan hal itu menjadikan pacuan untuk dapat meneruskan skripsi yang tertunda.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H