Hal ini juga berpengaruh kepada kualitas penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut karena sebelum terjun kelapangan untuk melakukan penelitian seorang mahasiswa sudah memiliki sasaran tempat yang akan diteliti. Tempat penelitian tersebut juga berhubungan dengan variabel yang diambil dalam pemilihan judul skripsi.Â
Maka ketika pandemi COVID-19 ini membuat tempat penelitian sulit diakses, hal itu akan berpengaruh pada keseluruhan skripsi yang sedang dikerjakan oleh seorang mahasiswa, bahkan ada mahasiswa yang harus mengulang dari awal karena tidak bisa mendapatkan data-data mengenai judul skripsi yang ia ambil.Â
Baca juga : Dear Pejuang Skripsi, Mungkin 3 Alasan Ini Menjadi Sebab Judul Skripsi Amburadul
Solusi, jika proses pencarian data lapangan sudah tidak bisa diakses karena pandemi COVID-19 seorang mahasiswa harus mencari cara lain untuk mengakses dan mendapatkan data tersebut, yaitu dengan mencari data-data secara online mengenai variabel yang berkaitan dengan judul penelitian.
Selain itu ubahlah metode penelitian lapangan secara langsung menjadi metode penelitian yang dilakukan secara virtual, jika mencari data dengan menyebar angket ubahlah angket tersebut menjadi online dengan menggunakan aplikasi yang tersedia saat ini.
Serta pencarian data melalui wawancara narasumber juga dapat dilakukan secara virtual ataupun bisa mengajukan pertanyaan melalui email yang dapat dihubungi. Ketika semua itu dirasa belum dapat memenuhi persyaratan dalam penelitian maka konsultasikan kembali judul penelitian serta langkah-langkah penelitian dengan dosen pembimbing.
BIMBINGANÂ DENGAN DOSEN PEMBIMBING
Sudah sering sekali terdengar mengenai adanya perbedaan pendapat antara mahasiswa dan dosen pembimbing dalam pengerjaan skripsi. Namun di tengah pandemi saat ini, bimbingan terasa lebih berat karena banyak diantara dosen pembimbing yang sudah memasuki usia lanjut sulit dihubungi, hal ini juga berkaitan dengan diubahnya sistem bimbingan tatap muka menjadi online atau virtual.
Ada banyak berbagai macam karakter dosen yang sulit ditebak ketika akan melakukan bimbingan, salah satunya dosen yang tidak mengerti atau tidak mau menerapkan bimbingan secara virtual sehingga mahasiswalah yang harus mengerti dan memahami kemauan dosen yang bersangkutan.Â
Terjadinya kesalahpahaman dalam memahami konteks dari isi penyajian skripsi juga terjadi, karena komunikasi yang dilakukan tidak secara langsung, ada saja hal yang kurang dipahami oleh mahasiswa sehingga bimbingan secara online tidak berlangsung optimal seperti bimbingan tatap muka. Di sisi lain mahasiswa merasa sungkan untuk bertanya kembali kepada dosen yang bersangkutan.Â
Baca juga : Skripsi Stress? Tenang Kamu Pasti Bisa