Pun dekorasi ruangan utama serta rangkaian acara. Semua serba simple. Meskipun demikian, bagi hadirin, terutama para nominator dan pemenang, Festival Film Bandung dalam perjalanannya selama 35 tahun senantiasa istimewa di hati para pekerja seni Indonesia.Â
Kesan yang paling lekat tentu antusiasme ketika bisa berjumpa langsung dengan orang-orang yang selama ini hanya bisa dilihat di layar kaca, layar perak, layar ponsel, atau baca namanya di koran dan majalah.Â
Antusiasme itu mewujud dalam glorifikasi foto bareng. Mulanya malu-malu, tapi demi kesempatan yang mungkin entah kapan akan datang lagi, keberanian minta izin foto bareng pun dipaksa muncul.Â
Tentu saja target utama Refalhady a.k.a Mas Bian. Web seriesnya menjadi tontonan favorit saya setiap Jumat siang selama kurang lebih 2 bulan di awal 2022.Â
Selanjutnya  Susan Sameh sebagai Sarah dalam web series yang sama. Kebetulan keduanya meraih penghargaan FFB juga.Â
Pada kesempatan itu pula, saya sempat berbincang sejenak dengan Hanung Bramantyo. Kami bernostalgia tentang dua puluh tahun silam ketika Hanung menjadi narsum di acara kampus saya waktu itu.Â
Oh ya, untuk fans Putri Marino, kalian patut bangga. Dia menyabet dua penghargaan sekaligus, sebagai pemenang pemeran wanita terpuji versi web series sekaligus versi film. Mantap betul.Â
Dan dari informasi yang saya baca beberapa hari lalu, istri Chicco Jeriko ini juga meraih penghargaan pada Indonesia Movie Awards.Â
Info terkini, dia pun menerima Piala Citra kategori Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik pada Losmen Bu Broto. Proviciat! Tahun 2022 tahunnya Putri Marino..Â
Apresiasi atas Proses KreatifÂ
Hadir di event bergengsi ini tentu tidak melulu berburu foto bareng aktor idola. Sebenernya bisa foto bareng mereka adalah bonus belaka.Â