Akhirnya 2 Agustus 2019 datang juga. Hari yang ditunggu untuk ketemu banyak teman baru di acara Click Kompasiana. Bersama empat orang kawan Kompasianer Bandung, saya tinggalkan balita dan keluarga demi pelatihan menulis di Graha Wisata TMII. Heroik banget kan? :D
Kami tiba di TMII sekira pukul 12.00 WIB. Setelah salat dhuhur dan makan siang, pelatihan pun dimulai.
Fanny Jonatan Pyok menjadi pemateri. Saat membaca nama Pyok, saya teringat nama besar Gerson Pyok. Ternyata Fanny ini putrinya.
Pembahasan seputar teknik menulis fiksi berlangsung menarik, tetapi yang menarik perhatian saya adalah kisah tragis Gerson Pyok yang sakit keras dalam kondisi takpunya dana cukup untuk berobat.
Beruntung, Fanny mampu membiayai pengobatan ayahnya hingga Tuhan memanggil sang ayah pulang. Semoga Gerson Poyk damai di sana.
Melihat kondisi ayahnya, Fanny merasa amat prihatin dengan kondisi penulis fiksi di Indonesia. Takada penghargaan memadai untuk jasa literasi yang sudah diberikan untuk negeri.
Menurut Fanny, penulis di Indonesia yang takpasang tarif saat menerima proyek menulis sulit hidup mapan. Di titik ini, saya menyimpulkan menjadi penulis harus cerdas bisnis.
Penulis Cerdas Bisnis
Saat kita memutuskan menjadi penulis, pada titik itu sebenarnya kita sudah menetapkan menulis secara profesional. Â
Apa yang membedakan suatu pekerjaan dikelola secara profesional? Ketika pekerjaan itu dihargai layak secara materi.Â
Profesi penulis pun tidak melulu menilis buku. Karena itu pula, pelatihan menulis untuk blogger diselenggarakan  Click Kompasiana.Â