Seberapa mengganggu kerikil bagimu?
Apakah dia mengusik pandanganmu?
Atau dia memang menghalangi tubuh besarmu?
Seberapa tajam kerikil itu?
Sampai-sampai kaki mu mengapal,
Tidak berani menginjaknya?
Atau jika itu mustahil, bukankah dapat kau singkirkan dengannya?
Kau punya tangan,
Apa yang hendak ia lakukan dengan kerikil itu?
Tetap diam, atau kau ambil?
Jadilah engkau mengambilnya,
Akankah kau buang, agar orang lain tak menginjaknya,
Atau kau terlalu kikir?
Dengan kerikil, kau bisa mengetahui sifatmu
Kerikil mengajarkanmu watakmu aslimu
Kerikil memang batu
Tapi hatimu, sejernih tetesan air yang mampu melubangi bongkahan Semeru
Maka, tetaplah jernih, kar'na itulah niscaya
Seirama kerikil berserak di hadapan mata
Berjalanlah,Â
Dengan upayamu amankanlah
Jalan panjang kehidupan ini, Harmoni bersama anak cucu mu kelak
Dalam Dekap Haru Sang Maha Bijaksana
Brebes, 24 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H