Mohon tunggu...
Pamela Situmorang
Pamela Situmorang Mohon Tunggu... profesional -

Seseorang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pertanian. Saat ini mengabdi di Politeknik Tonggak Equator, Pontianak, Kalimantan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajar Kehidupan

14 Oktober 2014   16:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:05 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kehidupan ini merupakan suatu proses pembelajaran

Terkadang saya memikirkan bahwa di negara kita ini yang berlaku adalah pantang melakukan kesalahan.

Fenomena yang dapat kita lihat belakangan ini di media elektronik atau cetak yaitu bagaimana bisa seorang yang "dewasa" umurnya dapat melakukan tindakan kekerasan kepada anak kecil sebagai bentuk penghukuman atas kesalahan yang dibuat. Hal tersebut mengakibatkan dari sejak kecil, anak itu akan belajar untuk bersikap seolah sempurna dan nyaris tidak melakukan kesalahan.

Manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Bagaimana mungkin seseorang dapat terlihat begitu sempurna dan tidak melakukan kesalahan apapun di depan publik?

Pemikiran tersebutlah yang suka saya ajarkan di depan mahasiswa. Bagaimana kita bisa mengapresiasi pendapat seseorang? Bagaimana kita bisa mengakui kesalahan, dan bagaimana kita bisa mengatakan alasan mengapa kita melakukan kesalahan?

Sebagai contohnya, jika mahasiswa memiliki kendala yang membuat dia terlambat masuk kelas, saya sampaikan ke mahasiswa yang lain, bahwa dia saya perkenankan masuk karena sudah mengirim sms kepada saya alasan keterlambatannya dan permohonan maafnya. Sehingga mahasiswa yang lain tahu bagaimana caranya mengakui kesalahan dan bagaimana bisa mengatakan alasan mengapa melakukan kesalahan.

Namun, jika mahasiswa tersebut tidak memberitahu saya sebelumnya atau tanpa ada surat yang syah mengenai alasan keterlambatannya, saya akan meminta dia untuk mengakui kesalahan kepada pihak sekretariat kampus dan meminta persetujuan dari sekretariat untuk dapat masuk ke kelas. Walaupun pada akhirnya keputusan tersebut, diserahkan lagi oleh sekretariat kepada saya sebagai dosen yang mengajar.

Saya mempersilahkan mahasiswa tersebut untuk mengikuti mata kuliah saya. Tanpa ada hukuman atau sanksi apapun. Hal tersebut dikarenakan saya ingin menanamkan bahwa mengakui kesalahan itu sangatlah penting daripada melakukan kebohongan demi menutupi kesalahan. Perkara hukuman dan sanksi yang diberikan, saya pertimbangkan kembali melihat konsekuensi yang ditimbulkan akibat kesalahan tersebut.

Lain halnya dengan mencontek. Buat saya, mencontek pekerjaan teman merupakan salah satu bibit dari KKN. Oleh karena itu, saya menekankan ke mahasiswa didik saya, tidak ada tempat untuk mencontek pekerjaaan teman. Belajar untuk sportif. Kalau memang kalian butuh catatan, saya izinkan mereka membawa catatan dengan ukuran A4 sebanyak 1 halaman. Dengan catatan, catatan tersebut merupakan tulisan tangan, dan tidak diperkenankan berganti-ganti catatan.

Cara tersebut saya pelajari dari dosen saya ketika saya kuliah dulu. Dengan mencatat sendiri, setidaknya mahasiswa belajar sebelum ujian.

Sekiranya jika kita mulai belajar dari lingkungan terdekat kita bagaimana mengajarkan bahwa berbuat kesalahan adalah hal yang wajar sebagai manusia, dan bagaimana kebohongan hanya akan membuat lingkaran kesalahan yang lebih besar lagi, saya rasa kehidupan kita akan lebih manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun