Selain itu keris seringkali menjadi cinderamata yang diberikan presiden untuk pemimpin-pemimpin negara lain, seperti keris yang diberikan presiden RI pertama Ir. Soekarno kepada presiden Kuba Fidel Castro saat kunjungannya ke Kuba pada tanggal 9-14 Mei 1960.Â
Begitu juga cinderamata yang diberikan mantan presiden RI ke-2 Soeharto kepada Raja Arab Saudi Faisal bin Abdulaziz Al Saud dalam kunjungannya terakhir pada tahun 1970 juga berupa keris.Â
Pemberian cinderamata yang berupa keris itu merupakan salah satu wujud sikap nasionalis dan rasa cinta tanah air yang dimiliki oleh para pemimpin bangsa ini.
Namun pengetahuan tentang keris sendiri belum pernah diajarkan di sekolah-sekolah. Sehingga terjadi kekeliruan dalam memahami keris terutama kepada para generasi milenial. Tidak dipungkiri, banyak yang menganggap keris identik dengan klenik atau dunia mistis. Hal ini terjadi karena terputusnya informasi yang benar tentang keris di masyarakat. Informasi-informasi yang tidak benar tersebut justru menjauhkan nilai-nilai luhur yang ada pada keris.
Secara umum pengetahuan tentang keris yang bisa diajarkan di sekolah-sekolah meliputi:
Tangguh yaitu pengetahuan untuk memperkirakan zaman pembuatan keris, dengan cara meneliti ciri khas atau gaya pada rancang bangun keris, jenis besi dan pamornya.Â
Secara harfiah, tangguh berarti perkiraan atau taksiran. Dalam dunia perkerisan maksudnya adalah perkiraan zaman pembuatan bilah keris, perkiraan tempat pembuatan, atau gaya pembuatannya. Karena hanya merupakan perkiraan, menangguh keris bisa saja salah atau keliru.Â
Bambang Harsrinuksmo dalam Ensiklopedi Keris (Gramedia, Jakarta 2002) membagi periodisasi keris menjadi 22 tangguh, yaitu: 1) Tangguh Segaluh, 2) Tangguh Pajajaran, 3) Tangguh Kahuripan, 4) Tangguh Jenggala, 5) Tangguh Singasari, 6) Tangguh Majapahit, 7) Tangguh Madura, 8) Tangguh Blambangan, 9) Tangguh Sedayu, 10) Tangguh Tuban, 11) Tangguh Sendang, 12) Tangguh Pengging, 13) Tangguh Demak, 14) Tangguh Panjang, 15) Tangguh Madiun, 16) Tangguh Koripan, 17) Tangguh Mataram Senopaten, 18) Mataram Sultan Agung, 19) Mataram Amangkuratan, 20) Tangguh Cirebon, 21) Tangguh Surakarta, 22) Tangguh Yogyakarta.
Dapur yaitu suatu istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk atau tipe bilah keris. Penamaan dapur keris ada patokannya dan pembakuannya.Â
Serat Centini merupakan salah satu sumber tertulis yang memuat dapur keris yang pakem. memuat rincian jumlah dapur keris sebagai berikut: Keris lurus ada 40 macam dapur. Keris luk 3 (tiga) ada 11 macam. Keris luk 5 (lima) ada 12 macam. Keris luk 7 (tujuh) ada 8 macam. Keris luk 9 (sembilan) ada 13 macam. Keris luk 11 (sebelas) ada 10 macam. Keris luk 13 (tigabelas) ada 11 macam. Keris luk 15 (limabelas) ada 3 macam. Keris luk 17 (tujuhbelas) ada 2 macam.Â
Keris luk 19 (sembilan belas) sampai luk 29 (dua puluh sembilan) masing-masing ada semacam. Namun seiring perkembangan zaman, maka bentuk dapur keris juga berkembang, terutama keris yang dibuat pada era setelah kemerdekaan Republik Indonesia (Tangguh Kamardikan).