Mohon tunggu...
Paman Tigis
Paman Tigis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penjamasan Pusaka dan Mantra Penyelarasan Energi Pusaka Dari Alam Semesta

23 November 2016   19:08 Diperbarui: 26 November 2016   16:54 4313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asale wesi saka irenge mripat

Asale waja saka putihe mripat

Asale pamor saka kuninge mripat

Asale sepuh saka banyune mripat

Pangerane braja ngadeg ana satengahing mripat

Kang mengku sadaya wesi aji

Iya Guru sejati

Keesokan harinya barulah dimulai proses penempaan pertama, yaitu pada tahap masuh besi, tempaan pertama ini dilakukan sendiri oleh sang empu. Pada setiap tahapan-tahapan pembuatan keris seorang empu biasanya membacakan doa yang berbeda-beda, mulai doa saat penempaan pertama, pembuatan kodokan hingga tahapan menyepuh. Adapun doa yang dibacakan juga disesuaikan dengan maksud dan tujuan keris itu dibuat, apakah keris itu nantinya untuk perang atau keperluan yang lainnya, disini dapat disimpulkan bahwa selama proses pembuatan keris itu, sang empu selalu mengiringinya dengan pembacaan doa baik dibacakan dengan lesan atau hanya di dalam hati.

Keris yang baik harus dibuat dan ditempa dari tiga macam logam, minimal dua yaitu besi, baja dan bahan pamor. Proses pembuatannya juga harus ditempa lipat, bukan dicor atau dari guntingan seng dan sebagainya.

Bentuk pamor berdasar kedudukannya pada bilah keris ada dua macam, yaitu pamor mlumah dan pamor miring. Disebut pamor mlumah karena lapisan-lapiasan bahan pamor sejajar dengan permukaan bilah keris. Ragam atau corak pamor ini diantaranya ialah pamor wos wutah, ngulit semangka, udan mas, uler lulut dan sumsum buron. Biasanya keris ini memiliki tuah untuk memperlancar rejeki dan pengasihan. Sedangkan pamor miring ialah pamor yang kedudukannya melintang atau tegak lurus dengan permukaan bilah keris. Ragam atau corak pamor miring ini diantaranya ialah pamor adeg, blarak ngirid, ron genduru, ujung gunung dan raja abala raja. Biasanya keris berpamor miring ini kegunanaanya untuk kesaktian dan kewibawaan.

Proses penjamasan dan sidhikara keris pusaka, menurut empu Fanani dan empu Putro bisa dilakukan oleh orang yang ahli dan profesional ataupun dilakukan sendiri. Biasanya pada proses penjamasan disertai dengan ubo rampe (kelengkapan) baik itu beberapa jenis bunga, kelapa, maupun yang lainnya. Ubo rampe itu memiliki makna filosofi yang sangat mendalam dan diharapkan pemilik pusaka bisa memaknainya dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun