Mohon tunggu...
triyandi palupi
triyandi palupi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Susah Membuat Anak Belajar, Motivasi Sebagai Solusi

30 Juni 2021   19:05 Diperbarui: 30 Juni 2021   19:22 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang, anak-anak memiliki tingkat tekanan kurikulum yang tinggi, belum lagi kalau  ditambah dengan pekerjaan rumah dan juga adanya kelas ekstra kurikuler membuat masa kanak-kanak sangat menegangkan bagi anak-anak maupun orang tua. Mungkin  ditambah lagi saat ini, sangat tidak memungkinkan untuk bersekolah seperti biasanya. Sehingga memang waktu antara anak dengan sekolah dan orang tua, lebih banyak pada orang tua. Kini wajib bagi orang tua tidak boleh lepas tangan mengenai kehidupan anaknya dirumah.

Lewatlah sudah hari-hari ketika anak-anak bermain di kompleks atau di gedung untuk bersekolah selama berjam-jam, belarian hingga memecahkan gelas, pergi kerumah teman hanya untuk makan cemilan , dan bermain di beberapa tempat bersama teman-teman, berebut siapa yang menang dan siapa yang curang.

Saat ini mungkin sebagian dari seluruh orang tua biasanya mengeluh mengenai bagaimana mereka memikirkan, ada begitu banyak waktu untuk belajar bagi anak-anaknya, namun pekerjaan rumah yang harus dilakukan juga, tetapi mereka juga harus ada waktu di mana untuk bermain? Bagaimana caranya para orang tua ini kita  ini membuat belajar menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak mereka? Bagaimana anak-anak bisa menikmati masa kecilnya namun tetap berada di puncak kompetisi antara satu sama lain juga?

Mungkin waktu yang dimiliki antara anak-anak dan orang tua yang semakin kini kian banyak, menjadi sebuah poin untuk merangkul anak-anak mereka agar tetap berada pada pengawasan. Pengawasan akan perkembangan mereka untuk menyukai belajar namun tidak kehilangan waktu mainnya. Kali ini,saya akan memberikan bagaimana strategi untuk memotivasi anak, agar suka dan semangat untuk belaja. Strategi  ini akan saya bagi menjadi empat bagian,.Oke, kita mulai dengan strategi yang pertama.

Tetapkan target mingguan  :

Para orang tua, saat ini mulailah untuk menetapkan target mingguan sesuai topik dan mata pelajaran yang tercakup di sekolah. Mungkin kalian bisa membuat target mingguan ini terlihat menyenangkan, seperti diskusikan dengan anak-anak untuk memutuskan hari dalam seminggu kapan dia harus siap dengan porsi mingguan. Jangan panik jika pada hari tertentu banyak yang belum dilakukan. Dorong anak untuk menutupi sampai target hari. Bagaiaman membuat anak terdorong? Mudah saja, berikan ia seperti hadian atau penghargaan apabila ia memenui target hari ini. Nah perlu diingat ya, para orang tua tentulah harus membuat target yang realistis.

Dan jangan lupa dengan mempertimbangkan pekerjaan rumah harian, waktu rekreasi dan kegiatan lainnya. Jangan terlalu fokus pada anak menuntaskan targetnya, nanti jadinya anak akan merasa itu sebuah paksaan. Sehingga agar membuat suasana menyenangkan, dan memotivasi anak juga , para orang tua bisa membuat anak-anak menetapkan target sendiri. Ini akan menjadi pelajaran yang fantastis dalam perencanaan dan pelaksanaan.

Sumber: pinterest.com
Sumber: pinterest.com

Buat kelompok belajar :

Kelompok belajar ialah membuat dua atau lebih anak-anak berkumpul menjadi satu dan saling tolong-menolong atau saling berdiskusi bersama mengenai suatu mata pelajaran di sekolah. Kalian para orang tua buatlah kelompok yang terdiri dari 3-4 anak, mungkin bisa dari teman sekelas anak, teman kompleksnya yang terpenting anak-anak kalian merasa sangat nyaman supaya terciptanya situasi belajar yang menyenangkan.

Langkah selanjutnya, adalah menjelaskan dalam kelompok belajar tersebut bahwa semua harus memiliki target belajar yang sama. Kalian para orang tua juga bisa bekerja sama dengan orang tua teman anak, atau mungki guru pengajar anak-anak kalian. Sehingga mudahnya, saat sudah tercipta kelompok belajar, buatlah sebuah agenda.

Misalnya pada hari Jumat dijadwalkan ketika waktu sore, menyempatkan diri untuk bertemu di rumah salah satu anak atau mungkin tempat berkumpul yang aman, namun bisa juga dilakukan secara virtual, lalu seseorang,menyiapkan kuisioner/kuis untuk semua yang berkaitan dengan target mingguan. Setelah kuis mereka dapat diberikan hadiah kecil dan seperti makanan kesukaan, mainan, boneka hingga piala hadiah untuk menyelesaikan target mingguan mereka. Dalam hal itu, selain mereka memiliki dorongan semangat untuk menyelesaikan target mereka dari orang tua, mereka juga memiliki teman-teman terbaik di zona target yang sama  untuk mendorong anak-anak satu sama lain belajar secara teratur. Dan mungkin perkembangan mereka menjadi lebih baik dalam ujian karena proses belajar yang tertatur ini, hal ini jga baik disebabkan akan secara efektif mengurangi stres anak-anak dalam menghadapi ujian.

Waktu bermain :

Selain menarget juga membuat kelompok belajat, kita tidak dapat pungkiri bahwa anak-anak sangat membutuhka waktunya untuk bermain. Para orang tua mungkin bisa memberikan beberapa jam bermain atau olahraga yang dibuat menyenangkan secara gratis, namun tetap harus dijadwalkan setiap hari, dan terlepas dari pekerjaan rumah para orang tuan atau adanya  kelas tambahan anka-anak, dan waktu yang dipergunakan untuk benar-benar belajar. Karena pada faktanya bagaimanapun, akademisi bukanlah segalanya di dunia. Memiliki anak yang tenang dan seimbang akan memastikan kesehatan dan kebahagiaannya untuk masa depan.

Beberapa strategi yang telah saya sampaikan diatas memang terlihat mudah diterapkan dan memberikan keuntungan positif , baik dari sisi anak-anak maupun orang tua. Namun tetap saja akan ada yang namanya kekurangan. Nah, dalam hal ini perhatikan baik-baik kemungkinan adanya kekurangan dalam strategi ini.

Hati-hati :

Kekurangan yang pertama apabila kelompok belajar yang terlalu besar mungkin bukanlah ide yang bagus. Ini akan seperti sekolah dan kelas, yang pastinya menghilangkan unsur kesenangan. Kedua para orang tua jangan pernah membandingkan anak-anak. Perlu diingat anda ingin membuat belajar menyenangkan dan tidak membuat anak andaatau orang lain terlihat kecil. Ingatlah bahwa anda melakukan ini untuk membuat belajar menjadi menyenangkan dan menghilangkan tekanan dan tekanan dari sistem pendidikan saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun