Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ahok Rasis?

31 Juli 2013   13:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:47 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menarik memang melihat perkembangan komunikasi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana. Komunikasi yang awalnya hanya perang pendapat di media, kini sudah masuk keterlibatan orang lain.

Meski mengaku tidak menggerakkan sekelompok orang bernama Rajjam Ahok (Rakyat Jakarta Jahit Mulut Ahok), Senin (29/7/2013). Namun sesungguhnya Lulung bisa mencegah mereka untuk tidak perlu mendatangi Ahok secara bergerombolan. Apalagi dengan gaya seperti preman sampai-sampai aparat perlu memperkuat keamanan.

Tapi memang susah saat ini memaksa orang untuk meninggalkan cara premanisme untuk mendapatkan keinginannya. Apalagi jika orang tersebut punya kebiasaan melakukan tindakan premanisme. Tapi pastinya pak Lulung tidak seperti itu (seperti yang disampaikannya, hehehe).

Nah, dalam pertemuan Ahok dan Rajjam terjadi komunikasi melalui telepon dengan Lulung. Seperti biasa dan memang umumnya seperti itu, Lulung menyatakan bahwa Rajjam datang atas kemauan sendiri dan merasa tersinggung dengan pernyataan Ahok. Hebatnya, Rajjam tidak lupa meminta Ahok minta maaf sama Lulung (hehehe).

Satu pernyataan yang cukup membingungkan saya adalah pernyataan Lulung yang menghubungkan dengan rasis satu pernyataan Ahok. Ini kutipan komunikasi Lulung yang menyatakan Ahok rasis yang saya ambil dari kompas.com,

Lulung juga menegaskan bahwa turunnya Rajjam Ahok ke Balaikota DKI Jakarta bukan atas perintahnya. Dia hanya mempersilakan mereka melakukan aksi, selama tidak rasial.

"Kalau rasis saya lawan, saya lawan sampai mati. Kalau rasis (rasial) saya enggak suka. Terima kasih tidak rasis (rasial)," kata Basuki menimpali.

Kemudian, Lulung meminta Basuki juga tidak rasialis. "Pak Ahok juga jangan rasis (rasial). Jangan memancing lagi. ucapan emang Tanah Abang punya nenek moyang lo, itu rasis (rasial), Pak. Jangan merendahkan orang. Itu rasis (rasial) itu," kata Lulung.

"Itu tidak boleh, Pak Ahok jangan mancing lagi. Kita semua orang pintar, Bapak orang pintar, kita orang pintar," ujar Lulung lagi.

"Emang Tanah Abang punya nenek moyang lo" adalah sebuah kalimat rasis?? Waw... Saya sangat terkejut mendengarnya. Apakah pernyataan Ahok ini sedang mengucilkan atau melecehkan suku bangsa tertentu??

Wikipedia menjelaskan Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Pernyataan rasis atau perilaku rasis biasanya melecehkan suku bangsa tertentu. Contoh seperti kata Cina lo!! Negro!! Atau meniru suara monyet untuk suku bangsa tertentu. Bukankah pernyataan seperti itu menunjukkan perbedaan biologis yang melekat pada ras tertentu yang dilecehkan??

Nah, apakah ada unsur merendahkan suku bangsa dipernyataan Ahok?? Saya berpikir keras mencari unsur rasis disitu tetapi tidak ada menemukan arah pelecehan suatu suku bangsa.

Saya lama-lama berpikir, siapakah sebenarnya yang menjadi provokator?? Ahok atau Lulung?? Siapakah yang memancing emosi, Ahok atau Lulung??

Mungkin ada benarnya juga pernyataan Ahok bahwa Pak Lulung ini kurang pintar (kata halus dari bodoh). Atau bisa dikatakan kurang paham tentang artinya rasis.

Sayang sekali jika kualitas seorang wakil DPRD Jakarta tidak begitu paham dengan arti rasis. Yang lebih parahnya lagi jika pernyataan itu dijadikan alat untuk memprovokasi dan memancing emosi warga sekitar Tanah Abang. Gawat!!!

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun