"Bukan hanya gaji tapi persiapan bekal dan alat dan sebagainya, rupanya ada banyak penyelewengan sebab begitu banyak orang buruh kasar yang digerakkan meninggal diduga antara 7.000-14.000 orang. Tidak mungkin se begitu banyak fatalitas kalau semua diatur dengan baik di tingkat lokal," Â lanjutnya.Â
Cuitan @mazzini_gsp serta menurut sejarahwan lain mengenai fakta sesungguhnya terkait latar belakang pembangunan di Anyer-Panarukan yang disertai dengan cantuman daya yang sangat objektif dan tidak berlebihan itu sudah seharusnya dilakukan oleh sejarahwan, harus bicara tentang fakta sesungguhnya.Meskipun demikian, sikap kita untuk menyikapi hal yang luput dari buku sekolah tersebut harus disikapi dengan bijak.Jangan membenarkan tindakan kolonialisme hanya karena upah yang secara tidak dibukukan pernah dibayarkan kepada rakyat pribumi.Lihatlah upah dan bandingkan dengan kerugian yang dialami pribumi masa itu.Meskipun yang ironis dari hal tersebut adalah budaya korupsi yang dilakukan penguasa lokal sudah mendarah daging bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H