Mohon tunggu...
Palendika Alandira
Palendika Alandira Mohon Tunggu... Tutor - Universitas Islam negeri sunan gunung Djati Bandung

Palen Dika adalah seorang penulis dan pengkaji jurnal yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap filsafat, khususnya dalam kaitannya dengan pemahaman teks-teks klasik, baik itu dalam konteks Al-Qur'an maupun sastra Arab klasik. Dengan latar belakang yang kuat dalam analisis teks dan kritik sastra, Dika tidak hanya berfokus pada aspek linguistik, tetapi juga mengaitkan pemahaman filsafat untuk menggali makna yang lebih dalam dari setiap karya. Sebagai seseorang yang terlibat dalam dunia akademik dan penulisan jurnal, Dika seringkali mengeksplorasi konsep-konsep filsafat yang menghubungkan pemikiran Timur dan Barat. Filsafat menjadi alat untuk memahami dimensi-dimensi tersembunyi dalam karya-karya sastra dan agama, sekaligus memberikan wawasan baru bagi pembaca dalam melihat hubungan antara bahasa, makna, dan eksistensi. Keingintahuan intelektual Dika tidak hanya terbatas pada kajian linguistik dan sastra, tetapi juga dalam upaya untuk menyatukan berbagai pandangan filosofis untuk memperkaya pemahaman terhadap dunia sekitar. Dengan pengetahuan yang mendalam dan cara pandang yang kritis, Dika berusaha membuka ruang diskusi yang lebih luas, baik dalam penulisan jurnal ilmiah maupun dalam berbagi pemikiran-pemikiran filsafat yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Metode Kritik Sastra Shorfi dan Balaghi

21 Desember 2024   16:33 Diperbarui: 21 Desember 2024   16:32 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by : palen Dika 

Idza gha'ba 'anna as-saifu lam taghibil qana

Analisis Balaghi:

Tasybih (Perbandingan): Pada baris ini, terdapat perbandingan yang kuat antara "السَّيْفُ" (pedang) dan "القَنَا" (tombak). Pedang dalam konteks ini simbol dari kekuatan utama, dan jika pedang hilang, tombak sebagai senjata pengganti tetap hadir, menegaskan bahwa kekuatan dan perjuangan tidak akan berhenti meskipun senjata utama hilang.

Isti'arah (Metafora): Pemilihan kata "السَّيْفُ" (pedang) dan "القَنَا" (tombak) adalah bentuk metafora yang menunjukkan bahwa semangat juang atau kekuatan tidak akan hilang meskipun senjata yang paling utama hilang, menggambarkan kesiapan dan ketangguhan yang tidak mengenal putus asa.

Tafkhim (Penegasan): Struktur dalam kalimat ini menegaskan bahwa meskipun satu alat atau senjata hilang, masih ada alternatif yang siap digunakan, menunjukkan keteguhan hati dan semangat juang yang tidak terpengaruh oleh kehilangan.

Sumber:

Abdullah, M. (2015). Aspek Balaghah dalam Al-Qur'an: Analisis Makna dan 

Retorika. Jakarta: UIN Press. 

Amrah, A. (2013). Studi Morfologi Bahasa Arab: Pendekatan Shorfi dalam Teks 

Keagamaan dan Sastra. Surabaya: Al-Hikmah Publishing. 

Geograf, R. (2023). Pemahaman Pola Morphology Bahasa Arab dan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun