Mohon tunggu...
Fransiskus Pala
Fransiskus Pala Mohon Tunggu... Editor - Mencoba Memberantas Kekerdilan Jiwa

Tidak ada kata terlambat untuk memulai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selayang Pandang Tenang St. Teresa Avila

6 Mei 2023   21:31 Diperbarui: 6 Mei 2023   21:36 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut St. Teresa Avila, doa batin yang benar melibatkan beberapa hal berikut:

  1. Kesunyian: St. Teresa Avila menganggap kesunyian sebagai kunci untuk mendapatkan kedamaian dan ketenangan dalam hati dan membuka diri untuk merasakan kehadiran Allah. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari tempat yang tenang dan membatasi gangguan dari dunia luar saat berdoa.
  2. Kontemplasi: Doa batin mengharuskan seseorang untuk memasuki dalam hati nurani dan mengalami kehadiran Allah secara pribadi. Dalam doa batin, seseorang harus mengembangkan kualitas kontemplasi, yaitu kemampuan untuk merenungkan dan mempertimbangkan makna dan kehadiran Allah dalam hidupnya.
  3. Penyerahan: St. Teresa Avila mengajarkan bahwa doa batin yang benar melibatkan penyerahan total diri kepada Allah. Ketika seseorang berdoa, dia harus membebaskan dirinya dari pikiran-pikiran duniawi dan menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada kehendak Allah.
  4. Fokus pada Yesus Kristus: Sebagai seorang Katolik, St. Teresa Avila percaya bahwa Yesus Kristus adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan. Oleh karena itu, dalam doa batin, seseorang harus memusatkan perhatian dan fokus pada Yesus Kristus, dan mengalami kehadiran-Nya dalam hati.
  5. Pengendalian diri: Dalam doa batin, seseorang harus belajar untuk mengendalikan pikiran dan perasaannya, dan memfokuskan diri pada kehadiran Allah. St. Teresa Avila mengatakan bahwa untuk mencapai kehidupan doa yang mendalam, seseorang harus berlatih untuk mengendalikan diri dari godaan, pikiran-pikiran negatif, dan gangguan lainnya.
  6. Konsistensi: St. Teresa Avila menekankan pentingnya konsistensi dalam doa batin. Untuk mencapai tingkat doa yang lebih dalam dan bermakna, seseorang harus berlatih dan berdoa secara konsisten, bahkan jika merasa sulit atau tidak nyaman pada awalnya. Dengan latihan yang terus-menerus, seseorang dapat meningkatkan kualitas doa batin dan memperdalam hubungannya dengan Allah.

PERBEDAAN ANTARA KONTEMPLASI, KONTEMPLATIF, ADIKODRATI, KODRATI, MEDITASI, ASKETIS, AKSI, ASKESE, MENURUT ST. TERESA AVILA

St. Teresa Avila memiliki pengertian yang khas tentang kata-kata tersebut, sebagai berikut:

  1. Kontemplasi: Kontemplasi adalah pengalaman rohani yang sangat dalam dan intim di mana seseorang merasakan hadirat Allah secara langsung. Kontemplasi merupakan hadiah dari Allah, dan tidak dapat dicapai dengan usaha manusia semata.
  2. Kontemplatif: Kontemplatif adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan kontemplasi. St. Teresa Avila mengatakan bahwa semua orang dapat menjadi kontemplatif jika mereka mempersembahkan hidup mereka sepenuhnya kepada Allah.
  3. Adikodrati: Adikodrati adalah keadaan di mana seseorang telah mencapai kesempurnaan rohani yang tinggi dan telah bersatu dengan Allah. St. Teresa Avila mengatakan bahwa hanya sedikit orang yang mencapai keadaan adikodrati, dan hanya melalui pengalaman kontemplasi yang mendalam.
  4. Kodrati: Kodrati adalah keadaan alami dari manusia, yang harus ditingkatkan dan disempurnakan melalui upaya spiritual dan asketis.
  5. Meditasi: Meditasi adalah praktik spiritual yang melibatkan refleksi mendalam pada teks-teks suci dan pengalaman pribadi. St. Teresa Avila memandang meditasi sebagai tahap awal dalam perjalanan spiritual menuju kontemplasi.
  6. Asketis: Asketis adalah praktik spiritual yang melibatkan disiplin diri dan penyangkalan keinginan duniawi untuk mencapai kesempurnaan rohani.
  7. Aksi: Aksi adalah tindakan konkret yang dilakukan sebagai bukti dari kepercayaan spiritual. St. Teresa Avila mengajarkan bahwa aksi yang baik harus berasal dari inspirasi spiritual dan disertai dengan keinginan untuk mencari kehendak Allah.
  8. Askese: Askese adalah praktik spiritual yang melibatkan penyangkalan diri, pengendalian nafsu dan keinginan, serta penyesuaian diri dengan kehendak Allah. Menurut St. Teresa Avila, askese tidak hanya melibatkan penyangkalan fisik, tetapi juga pengendalian emosi dan pikiran.

Dalam ajaran St. Teresa Avila, kontemplasi merupakan tahap tertinggi dalam perjalanan spiritual, yang hanya dapat dicapai melalui usaha spiritual dan pengalaman pribadi yang dalam. Sementara itu, meditasi dan asketis merupakan tahap-tahap awal yang diperlukan untuk mencapai kontemplasi. Sedangkan aksi dan askese merupakan bagian integral dari kehidupan spiritual yang seimbang dan harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun