Galtier memang kelihatan masih belum menemukan pattern yang pas untuk PSG. Dilihat dari skuad yang diisi pemain-pemain hebat di setiap lini, tidak semestinya PSG meraih hasil buruk seperti yang terjadi di musim ini. PSG memang cukup berani menjadikan Galtier sebagai pelatih.Â
Dilihat dari rekam jejaknya, prestasi pria kelahiran 23 Agustus 1966 ini tidak bagus-bagus amat. Dia hanya bisa mempersembahkan Saint-Etienne juara Piala Liga Prancis di musim 2012/2013 setelah 8 tahun menangani tim tersebut. Prestasi yang cukup mentereng, yaitu membawa LOSC Lille meraih gelar juara Ligue 1 Prancis musim 2020/2021.
Tapi, takdir sudah membawa Galtier untuk 'meramu' dan menangani para mega bintang. Tak ada yang bisa diperbuatnya kecuali menang, menang dan menang, karena target pemilik PSG Nasser Al-Khelaifi tidak main-main: juara pada setiap kompetisi yang ada.
Sudah sepantasnya tekanan yang didapatkan lebih besar karena klub yang ditangani adalah klub bertabur bintang dan uang.
Tetap semangat, Galtier. Setidaknya, dirimu adalah salah satu pelatih paling beruntung di dunia, karena melatih seorang manusia ajaib, Lionel Messi. Seperti kata Andres Iniesta: Messi telah membuat semua hal sulit menjadi terlihat mudah. Jadi, bersenang-senanglah bersama Messi, Mbappe dan Neymar.
Keep in fight, Sieur!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H