Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tangisan Dinda

4 Januari 2020   18:37 Diperbarui: 4 Januari 2020   19:06 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana sepi ketika itu. Menjelang Magrib ketika saya tiba di kompleks rumahnya.

Ketika saya melongok dari pagar, mata saya menangkap kejadian itu. Teman saya itu tengah dihujani pukulan dari tiga orang yang saya tidak kenal. Mereka menghajar teman saya di teras.

Mengetahui saya muncul disitu, ketiga orang itu langsung lari. Padahal, hampir saja saya yang lari.

Teman saya terkulai tak berdaya. Saya menjaga jarak darinya. Rupanya bukan hanya dipukul, tetapi juga ditusuk. Darah membanjir dari tubuhnya.

Ketika hendak mencari pertolongan, lima orang berlari menghampiri saya. Lalu menghujani saya dengan bogem. Saya terjengkang. Lalu semuanya menjadi gelap.
----
cerpen ini sebagai penghormatan untuk beberapa korban meninggal pengeroyokan.
----
Sidoarjo, 4 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun