Suasana sepi ketika itu. Menjelang Magrib ketika saya tiba di kompleks rumahnya.
Ketika saya melongok dari pagar, mata saya menangkap kejadian itu. Teman saya itu tengah dihujani pukulan dari tiga orang yang saya tidak kenal. Mereka menghajar teman saya di teras.
Mengetahui saya muncul disitu, ketiga orang itu langsung lari. Padahal, hampir saja saya yang lari.
Teman saya terkulai tak berdaya. Saya menjaga jarak darinya. Rupanya bukan hanya dipukul, tetapi juga ditusuk. Darah membanjir dari tubuhnya.
Ketika hendak mencari pertolongan, lima orang berlari menghampiri saya. Lalu menghujani saya dengan bogem. Saya terjengkang. Lalu semuanya menjadi gelap.
----
cerpen ini sebagai penghormatan untuk beberapa korban meninggal pengeroyokan.
----
Sidoarjo, 4 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H