Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tangisan Dinda

4 Januari 2020   18:37 Diperbarui: 4 Januari 2020   19:06 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar itu membuat Dinda tak kuasa menahan tangisnya. Kakaknya dikeroyok di depan minimarket. Lalu salah satu dari mereka menusuknya. Kakaknya meninggal di perjalanan menuju rumah sakit.

"Coba kamu pikir. Mereka mengeroyok di depan minimarket. Bukan di kuburan. Lalu bagaimana bisa orang-orang hanya bisa menonton adegan itu. Apa tidak biadab itu mereka yang foto-foto" ujar teman saya menanggapi cerita yang baru saja kuangkat.

Menurut Dinda, kakaknya pulang liburan bersama istrinya. Nah, masalah bermula di depan pabrik rokok. Mobilnya diserempet.

"Mas tak terima. Akhirnya dia mengejar mobil putih itu. Tak lama, justru dari belakang ada beberapa motor yang mengincarnya. Bahkan ada yang sampai menggedor tubuh mobilnya" mata Dinda merah. Sudah lebih sebulan, tetapi pelaku belum terungkap.

Rupanya, Aripin, memilih menghentikan mobilnya di depan minimarket. Tentu dia berpikir, dengan banyak orang maka pengejarnya itu akan balik kucing.

"Dia turun dari mobil. Tiba-tiba saja ia sudah diserang. Terus terang, aku hanya melongo saja. Kejadian berjalan cepat. Hingga kulihat darah mengucur. Lalu mereka langsung kabur" demikian tutur seorang penjual jus yang mangkal di halaman minimarket.

"Apalagi yang kurang. Maksudku bukti apa yang kurang. Toh juga ada cctv minimarket. Banyak orang juga. Masak begituan nunggu hingga sebulan lebih" Dinda tidak bisa menyembunyikan kemarahannya.

Istri Aripin tetap berada di mobil saat kejadian. Dia melihat langsung bagaimana suaminya menjadi bulan-bulanan mereka.

"Mbak tak mau bicara hingga saat ini. Tatapannya kosong" isak tangis Dinda semakin keras.

---

Sore itu sepulang kerja, saya mampir di rumah teman. Ada beberapa proyek yang harus diselesaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun