**
Pildun 2006 di Jerman, Italia datang dengan wajah buruk rupa. Skandal pengaturan skor yang melibatkan aktor utama Juventus, membuat azzuri dipandang sedang oleng dan kecil peluang untuk dapat gelar.
Hasilnya? Secara heroik mereka menumbangkan tuan rumah di semi final. Lalu diakhiri dengan tendangan Fabio Grosso kala adu penalti, membuat Prancis gigit jari di final. Italian jawara. Tentu jangan nanya apakah saya bahagia dan gembira.
Pildun selanjutnya, 2010 dan 2014, Italia kembali tersungkur. Namun, saya tetap mencintai timnas Azzuri. Kendatipun tak ada satu pemain AC Milan pun di dalamnya.
**
Tahun ini, kembali lagi ada piala dunia. Anehnya, saya tidak lagi euforia. Sebab tak lagi ada Italia di sana. Mereka dibenamkan Swedia di babak akhir kualifikasi.
Dan memang layaknya begitu. Italia kini tengah memasuki fase medioker. Liga Italia kini juga pamornya redup. Di kancah Eropa, klub-klubnya sempoyongan. Boleh jadi Juve menjadi penguasa Italia sampai kiamat, tapi ketika berlaga di Eropa, mediokernya kumat.
AC Milan? Pemegang titel eropa terbanyak kedua setelah Real Madrid, kini juga tengah berjuang keluar dari status medioker. Bila dengan cepat dulu saya pindah hati, dari Roma ke Milan, sekarang hati saya tetap di Milanello. Semedioker apapun.
Italia? Ya. Saya akan dengan senang hati menunggunya hingga nanti berlaga di Qatar. Pildun 2022.
Forza Azzuri. Per Sempre.
---