Mohon tunggu...
KUNDONO
KUNDONO Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di SD Negeri Genengmulyo 02

Sebuah goresan semoga bermanfaat bagi yang membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013

6 Juli 2023   14:45 Diperbarui: 6 Juli 2023   14:56 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penyelenggaraan pendidikan dengan menekankan pada pembelajaran dengan mata pelajaran yang memisahkan penyajian antara satu mata pelajaran dengan pelajaran yang lainnya akan mengakibatkan permasalahan yang cukup serius terutama bagi peserta didik usia sekolah dasar kelas I, II dan III.

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksaan pembelajaran tematik di sekolah dasar, terutama pada saat penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan mata pelajaran.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema ”Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia dan Matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, Bahasa, Agama dan Seni.

Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada peserta didik untuk memunculkan dinamika dalam proses pembelajaran. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuat rasa ingin tahu dengan pengahayatan secara alamiah tetang dunia di sekitar mereka.

Adapun tujuan pembelajaran tematik anatara lain:

1. Memusatkan perhatian peserta didik mudah pada suatu tema materi yang jelas;

2. Mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama;

3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

4. Memudahkan guru dalam mempersiapkan dan menyajikan bahan ajar yang efektif

Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada peserta didik (Student Centered)

Pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung (Direct Experiences)

Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas

Pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik.

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

Hal ini diperlukan untuk membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel (luwes)

Guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik

Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Menurut Robin Fogarty ada beberapa model dalam merencanakan pembelajaran terpadu.

1. Model Jaring Laba-laba (Webbed)

Model ini bertolak dari pendekatan tematik sebagai pemandu materi dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.

2. Model Keterhubungan (connected)

Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadiu yang sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas yang dilakukan dihari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya didalam satu mata pelajaran maupun antar mata pelajaran (interdisiplin).

3. Model Terpadu (Integrated Model)

Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran yaitu dengan menetapkan prioritas dari kurikulum dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih didalam mata pelajaran.

Langkah yang dilakukan dalam menyusun pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

1. Pemetaan Kompetensi Dasar

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh dari semua standar kompetensi dan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dipadukan.

2. Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik

Silabus dikembangan dari jaringan tema (contoh jaringan tema lihat lampiran). Silabus dapat dirumukian untuk keperluan satu minggu atau dua minggu, tergantung pada keluasan dan kedalam kompetensi yang diharapkan. Secara umum, silabus ini diartikan sebagai garis-garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok materi yang perlu dipelajari peserta didik. Tahapan dalam menyusun silabus perlu didasarkan pada matriks/bagan keterhubungan yang telah dikembangkan. Kompetensi dasar setiap matapelajaran yang tidak bisa dikaitkan dalam pembelajaran tematik disusun dalam silabus tersendiri. Format silabus disusun dalam bentuk matriks dan memuat tentang mata pelajaran yang akan dipadukan, kompetensi dasar, indikator (dirumukian oleh guru) yang akan dicapai, pengalaman belajar, materi pokok, strategi atau langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, alokasi waktu yang dibutuhkan, dan sumber bahan pustaka yang dijadikan rujukan. Contoh format dan petunjuk pengisian dapat dilihat pada contoh

3. Penyusunan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran tematik diterapkan kedalam tiga langkah pembelajaran yaitu (1) Kegiatan awal bertujuan untuk menarik perhatian peserta didik, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, dan memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan (Sanjaya, W. , 2006:41) ; (2) kegiatan inti, merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dimana dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multi metode dan media sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Pada waktu penyajian dan pembahasan tema, guru dalam penyajian sehendaknya lebih berperan sebagai fasilitator (Alwasilah: 1988); (3) kegiatan akhir, dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta didik serta ketrkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun