Provinsi Banten yang selama ini didominasi oleh keluarga Ratu Atut Chosiyah menerima kekalahan telak dalam Pemilihan Kepala Daerah 2024. Â Keluarga Atut Chosiyah, yang selama ini dikenal memiliki pengaruh besar di wilayah Banten, harus menerima kenyataan pahit setelah kalah dalam perhelatan pemilihan Daerah. Keluarga yang telah lama memegang kendali atas pemerintahan daerah ini tidak dapat mempertahankan kekuasaannya di tengah perubahan sentimen politik dan keinginan publik akan perubahan.
Ratu Atut Chosiyah sebagai mantan Gubernur Banten, telah mengukir sejarah panjang dalam dunia politik Banten. Sebagai figur yang berkuasa di Banten, Atut Chosiyah beserta keluarga berhasil membangun jaringan politik yang luas dan memposisikan anggota keluarganya di berbagai posisi penting di daerah. Walaupun pada akhirnya, pada tahun 2013, Ratu Atut Chosiyah beserta adik kandungnya tersandung kasus korupsi yang melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi. Meski demikian, hal tersebut tidak menggoyahkan kekuasaan dinasti keturuna H Chasan. Andika Hazrumy, Anak kandung Ratu Atut melanjutkan kiprah politiknya dengan menjadi Wakil Gubernur Banten.
Di sisi lain, Airin Rachmi Diany, yang dikenal sebagai sosok wanita cantik, cerdas, dan berpengalaman dalam dunia politik, digadang-gadang menjadi sosok yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan di Provinsi Banten. Â Sebagai tambahan, Arim merupakan isteri dari adik kandung Ratu Atut yang ditangkap oleh KPK. Jauh sebelum dimulainya Pilkada Banten 2024, Airin Rachmi Diany telah menyiapkan segala sesuatu dengan matang. Ia menampilkan foto dirinya mengenakan batik berwarna kuning yang dikombinasikan dengan warna hijau,dan memasang baliho di lokasi yang strategis dengan slogan "Airin Bukan yang Lain". Namun, Upaya tersebut tak mampu menjadikan Airin duduk dikursi Gubernur.
Perjalanan Airin Menuju Pilkada
Di Pilkada Provinsi Banten, Airin Rachmi Diany yang sudah dikenal luas dan memiliki pengalaman sebagai Wali Kota Tangerang Selatan diprediksi akan meraih kemenangan. Perannya dalam pemenangan pemilihan presiden 2024, menjadi nilai tambah untuk dirinya menduduki kursi Gubernur. Dari berbagai hasil survei yang dilakukan sebelum Pilkada, Airin selalu unggul diberbagai survey di Banten. Elektabilitasnya meningkat pasca Airin menjadi ketua pemenangan Prabowo untuk wilayah Banten. Dengan kiprah dan reputasi politiknya, banyak pihak menilai bahwasannya Airin merupakan sosok yang berpotensi melanjutkan pemerintahan di Banten.
Namun, perjalanan politik Airin dalam Pilkada Banten tidak berjalan dengan mulus.Partai Golkar, yang selama ini menjadi kendaraan politiknya, mengalami polemik internal di tingkat pusat. Hal ini menyebabkan pergantian kepemimpinan di tubuh Golkar, yang pada akhirnya memengaruhi dukungan terhadap Airin. Pasca pergantian ketua umum, Partai Golkar yang selama ini menjadi naungan bagi Airin, memutuskan untuk tidak memberikan dukungan kepada Airin. Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum definitif, memilih untuk mendukung pasangan Andra Soni dan Dimyati Natakusumah.
Airin tidak tinggal diam begitu saja. Ia mengambil langkah strategis untuk mencari dukungan dari pihak lain. PDI perjuangan yang menjadi rival kala pemilihan presiden 2024, mendeklarasikan dan memberikan dukungan penuh untuk Airin maju sebagai calon gubernur dengan Ade Sumardi sebagai wakilnya.
Drama politik yang melibatkan pergeseran dukungan partai ini semakin memanaskan kontestasi politik di Banten. Hingga akhirnya, Golkar mencabut dukungan terhadap Andra Sony dan kembali memberikan dukungan kepada Airin. Hal tersebut menjadi angin segar bagi Airin dengan adanya dukungan Kembali dari Partai yang selama ini membesarkannya.
Elektabilitas Airin menjelang pemilu
Menjelang Pilkada Banten 2024, meskipun elektabilitas Airin Rachmi Diany mengalami fluktuasi, ia tetap menjadi calon yang paling unggul di berbagai survei. Sebagai mantan Wali Kota Tangerang Selatan dan figur yang sudah dikenal luas, terutama berkat perannya sebagai Ketua Pemenangan Prabowo di Banten, Airin selalu menduduki posisi teratas dalam hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga riset. Namun, meskipun Airin berada di posisi terdepan, angka elektabilitasnya mulai mengalami penurunan seiring dengan berjalannya waktu.
Sementara di pihak lawan, Andra Sony sebagai kader Gerindra mengalami tren kenaikan meskipun posisinya masih berada di bawah elektabilitas  Airin. Elektabilitas Andra Sony semakin meningkat seiring dengan munculnya dukungan dari berbagai partai, termasuk klaim dirinya sebagai pendukung setia Prabowo. Andra juga mampu membangun citra sebagai calon yang membawa perubahan dan kesegaran baru dalam politik Banten. Andra Soni mampu menarik minat pemilih yang merasa jenuh dengan dominasi politik dinasti.
Meskipun begitu, Airin tetap percaya diri untuk memenangkan Pilkada ini. Berbekal popularitas dan pengalaman politik yang luas, Airin merasa yakin bisa meraih kemenangan. Kepercayaan dirinya semakin diperkuat oleh fakta bahwa meskipun elektabilitasnya menurun, ia tetap memimpin dalam berbagai survei. Namun, ia juga menyadari bahwa persaingan semakin ketat, mengingat tren positif yang mulai terlihat pada calon-calon lainnya. Dengan modal tersebut, Airin tetap bertekad untuk mengoptimalkan strategi kampanyenya. Hingga tiba dihari pemilihan, Hasil Quick count menunjukkan, Airin tidak lebih unggul dari rivalnya. Airin Rachmi Diany kalah dalam perebutan suara.
Kekalahan Airin di Provinsi Banten.
Kekalahan Airin Rachmi Diany dalam Pemilihan Kepala Daerah menjadi titik balik yang signifikan dalam perjalanan politik di Banten. Meski sebelumnya ia diprediksi akan menjadi calon yang kuat dan berada di posisi unggul dalam berbagai survei, kenyataan di lapangan justru berbeda. Airin yang dikenal luas sebagai mantan Wali Kota Tangerang Selatan dan memiliki pengalaman politik yang cukup panjang, harus menerima kenyataan pahit ketika akhirnya kalah dalam kontestasi ini.
Kekalahan Airin menandai meredupnya Dinasti Atut yang selama ini mendominasi politik di Banten. Walaupun Elektabilitas dan Kredibilitas Airin cukup baik, tetapi bayang-bayang kasus korupsi yang menjerat keluarga Atut Chosiah tidak akan lupa di ingatan Masyarakat Banten. Meskipun Airin berusaha untuk menampilkan citra positif dan fokus pada program-program yang relevan bagi kemajuan Banten, kenyataan bahwa ia berasal dari keluarga yang terlibat dalam kasus korupsi tidak bisa diabaikan begitu saja oleh pemilih. Apalagi kondisi ini dimanfaatkan oleh kubu lawan.
Bukan hanya Airin saja, di Kabupaten dan Kota Serang. Â Andika Hazrumy, merupakan anak dari Atut Chosiah, menjadi salah satu calon yang diperkirakan akan melanjutkan kekuasaan keluarga Atut di Kabupaten Serang. Meskipun Andika sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur, ia tak mampu mengungguli lawannya.
Begitu pun dengan Ratu Ria, adik tiri dari Atut Chosiah, yang maju dalam Pilkada Kota Serang. Meski memiliki latar belakang politik yang kuat dan sebagai mantan anggota legislatif di Kota Serang, Ratu Ria tidak mampu mengalahkan pasangan Budi-Agis pada kontestasi Pilkada tahun ini. Ratu Ria yang berusaha mendapatkan dukungan dengan menggandeng mantan Wakil Wali Kota Serang, Subadri Ushuluddin, ternyata tidak cukup kuat untuk membendung gelombang dukungan yang diberikan kepada lawannya.
Kekalahan keluarga Atut di beberapa daerah mencerminkan adanya perubahan besar dalam preferensi pemilih di Provinsi Banten. Masyarakat Banten yang selama bertahun-tahun berada di bawah dominasi keluarga Atut, mulai menunjukkan kecenderungan dengan mecoba memilih pemimpin yang notabene antitesa dari Dinasti Atut.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H