Mohon tunggu...
Didik Purwanto
Didik Purwanto Mohon Tunggu... Administrasi - Tech Buzz Socialist

https://www.didikpurwanto.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Karma Pakai Kartu Tri Indonesia

15 Juli 2020   13:07 Diperbarui: 15 Juli 2020   13:39 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk membeli kartu perdana, biasanya penjual hanya menaruh ala kadarnya di pojokan. Tak ditaruh eksklusif seperti kartu provider lain. Seakan mencirikan "Ah, yang beli biasanya kan anak remaja tanggung atau office boy". Berapa sih kemampuan daya belinya? Maksimal dijual Rp 10.000 pun kadang masih ditawar. Begitulah keluhan salah satu pedagang yang kutemui di sekitaran Senen, Jakarta Pusat.

Karma Menghina Anak Alay dan Office Boy

Pandemi COVID-19 ini mengajarkan kita tentang banyak hal kehidupan. Mulai dari pentingnya menjaga kesehatan, pola makan, bekerja, bersekolah, berjualan hingga aktivitas lainnya yang membutuhkan interaksi dengan orang lain.

Sejak wabah mematikan ini menyerang Indonesia awal Maret lalu, kehidupanku juga berubah. Aku mulai mengurangi keluar rumah, bahkan untuk nongkrong di kafe atau menonton film di bioskop.

Untuk bekerja pun, perusahaan mulai mewajibkan work from home (bekerja dari rumah). Otomatis, semua koordinasi kerjaan dilakukan secara online.

Stres kembali meradang. Apalagi kita dikurung selama hampir 4 bulan untuk tidak banyak beraktivitas di luar rumah. Yang menyakitkan, ini kali pertama aku Lebaran di Ibu Kota, jauh dari keluarga di Pulau Jawa.

Makin mengenaskan lagi, perusahaan memutuskan untuk mengurangi karyawan pada Juni lalu. Kini statusku menjadi pengangguran. Mungkin inilah karmaku karena menghina anak alay dan office boy.

Hemat Kuota Paket Internet

Berstatus pengangguran korban PHK tak memicu aku berhenti berusaha. Dua bulan lalu, aku meminta teman untuk membelikanku sebuah kartu SIM. Tentu yang banyak kuota, sehingga hemat pengeluaran.

Aku sempat kaget saat dibelikan kartu SIM Tri Indonesia. Sejak awal aku sudah mengenalnya sebagai kartu anak alay, kartunya office boy, dan nomornya tidak cantik sama sekali.

Namun akibat tiada pemasukan sama sekali, aku harus putar otak agar tetap menghasilkan cuan selama pandemi. Aku tak boleh menyerah dengan keadaan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun