Mohon tunggu...
Didik Purwanto
Didik Purwanto Mohon Tunggu... Administrasi - Tech Buzz Socialist

https://www.didikpurwanto.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Komposter, Solusi Atasi Sampah Rumah Tangga

24 Desember 2015   23:51 Diperbarui: 25 Desember 2015   06:15 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia pun sudah membangun insinerator untuk mengolah sampah-sampah tersebut. Namun dampak dioksin dari asap pembakaran sampah ini baru bisa hilang jika dipanaskan kembali dalam suhu tertentu. Zat dioksin tersebut berbahaya bagi manusia.

Ia pun sudah mengunjungi Singapura dan Korea Selatan untuk studi banding terkait insinerator. Namun hasilnya belum signifikan.

“Sampah di luar negeri beda dengan Tangerang. Di sana mereka sudah memilah mana sampah basah dan mana sampah kering sehingga pembakarannya gampang. Di sini semua sampah campur aduk sehingga biaya pembakaran sampah melalui insinerator tinggi,”katanya.

Ia menilai memakai insinerator tidak memiliki dampak ekonomis bagi warga sehingga masih kurang cocok bagi masyarakat Tangerang Selatan. Namun ia menilai pemberdayaan masyarakat melalui KSM pun belum jalan signifikan.

Video pemaparan penanganan sampah di Tangerang Selatan bisa dilihat di sini.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyart (PUPR) Ari Setiadi Moerwanto mengatakan, sekitar 57 persen penduduk Indonesia berada di Jawa. Dengan kondisi itu memiliki dampak beragam, khususnya terkait sampah.

Ia menceritakan, dulu Tangerang menjadi daerah irigasi dan masih banyak lahan pertanian. Namun kini mulai berubah menjadi industri dan kawasan pemukiman.

"Ini harus diselesaikan. Di Indonesia, pulau paling subur adalah Jawa. Kalau berubah fungsi, ketahanan pangan kita terancam,” kata Ari.

Kementerian PUPR lantas menghadirkan inovasi dengan membangun 35 pusat-pusat pengembangan wilayah di seluruh Indonesia. Harapannya, masyarakat bisa berpencar dan tidak berkumpul di Pulau Jawa.

“Kita mulai memberikan kemudahan transportasi, logistik, dan lainnya. Ini untuk memudahkan pengaturan. Seberapapun dan apapun teknologi yang dikembangkan, teknologi itu tidak akan mampu mengatasi penduduk yang terkonsentrasi,” katanya.

Lantas Kementerian PUPR pun membuat solusi dengan menghadirkan komposter pengolah sampah. Namun secanggih-canggihnya pemerintah menghadirkan solusi untuk mengatasi sampah, akan sangat tidak berguna bila tidak melibatkan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun