Di sistem ekso ada lingkungan pelayanan sosial dan umum peduli anak, remaja, lansia, hingga tingkat sosial ekonomi.
Dari sisi makro, pemerintah akan menjamin hukum atau regulasi yang kondusif, norma, agama, jaminan sosial hingga pembiayaan. "Kebijakan yang kami rilis untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal. Tapi memang semuanya harus dilakukan mulai dari keluarga," katanya.
Pakar Hukum Tata Negara Margarito menyebut, revolusi mental dibutuhkan. Birokrasi kita sekarang ini sudah kacau. Anggota dewan kita sudah tidak mencerminkan perilaku mereka sebagai perwakilan rakyat. "Itu memicu kita cemas. Untuk itu, kita harus membuat perubahan," katanya.
Nah, keluarga sebagai salah satu sistem terkecil dalam sebuah negara perlu membina dari sisi pendidikan, kesehatan/gizi, agama, hingga pengasuhan.
Dari masalah keluarga, keluarga terutama remaja perlu diberi pengetahuan tentang nikah dini/perceraian, kemiskinan, narkoba, seks bebas, hingga urusan aborsi.
"Dengan pendidikan formal dan non formal serta bantuan keluarga, kualitas anak dan remaja akan meningkat. Imbasnya, ketahanan dan kesejahteraan keluarga akan tercipta serta bisa mengurangi tindakan kriminalitas," kata Sudibyo.
Caranya dengan bina keluarga balita (BKB), mendidikan orang tua hebat dalam mengasuh anak, dan menyasar program generasi remaja di kalangan pelajar dan mahasiswa. "Melalui program pembangunan keluarga yang komprehensif sebagai implementasi revolusi mental dapat meningkatkan kualitas keluarga yang berkarakter guna mewujudkan Indonesia sejahtera," katanya.
Â