Pelaksanaan perjamuan Kudus yang mengajak jemaat untuk mengingat kematian, pengurbanan, dan kebangkitan Yesus berarti meneguhkan peran Tuhan dalam diri jemaat bahwa penghiburan, kekuatan, dan keselamatan kekal itu berasal dari Tuhan (sendiri). Tak dari sosok yang lain.
Dengan demikian, perjamuan Kudus yang dilaksanakan keliling dari satu rumah jemaat ke rumah jemaat yang lain, yang sekali lagi, memerlukan perhatian khusus karena di antaranya sakit dan sudah sepuh adalah lawatan Tuhan yang memberikan penghiburan, kekuatan, dan keselamatan.
Pelayanan perjamuan Kudus yang demikian seperti halnya yang dilakukan para gembala setelah ke Betlehem, yaitu membawa berita baik bagi umat manusia.
Dan, sungguh terbukti bahwa setiap jemaat yang menerima pelayanan perjamuan Kudus, merasa bahagia dan suka cita. Riilnya terlihat di antaranya dari ungkapan, raut muka, dan sikap mereka saat pendeta, diaken dan atau penatua memberi layanan perjamuan Kudus.
Pada masa raya Natal 2024 ada dua puluh jemaat yang menerima pelayanan perjamuan Kudus di rumah. Hal ini karena kondisi yang tak memungkinkannya mengikuti perjamuan Kudus di gereja, bersama dengan jemaat yang lain. Tetapi, toh demikian, khidmat perjamuan Kudus didapatnya.
Perjamuan Kudus keliling dari rumah ke rumah untuk mereka yang memerlukan perhatian khusus inilah yang disebut sebagai wujud gerakan kasih dalam ranah rohani.
Yang, Â memiliki muatan yang sama dengan penyampaian bingkisan Natal kepada jemaat dan nonjemaat warga sekitar gereja sebagai wujud gerakan kasih dalam ranah jasmani.
Keduanya menandakan bahwa kabar baik mengenai penghiburan, kekuatan, dan keselamatan dari Tuhan seperti yang diterima oleh para gembala setelah ke Betlehem, lalu membagikannya kepada banyak orang. Puji Tuhan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H