Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai "ke Betlehem", Menerima dan Membagi Kasih

28 Desember 2024   09:57 Diperbarui: 28 Desember 2024   09:57 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaksanaan perjamuan Kudus yang mengajak jemaat untuk mengingat kematian, pengurbanan, dan kebangkitan Yesus berarti meneguhkan peran Tuhan dalam diri jemaat bahwa penghiburan, kekuatan, dan keselamatan kekal itu berasal dari Tuhan (sendiri). Tak dari sosok yang lain.

Dengan demikian, perjamuan Kudus yang dilaksanakan keliling dari satu rumah jemaat ke rumah jemaat yang lain, yang sekali lagi, memerlukan perhatian khusus karena di antaranya sakit dan sudah sepuh adalah lawatan Tuhan yang memberikan penghiburan, kekuatan, dan keselamatan.

Pelayanan perjamuan Kudus yang demikian seperti halnya yang dilakukan para gembala setelah ke Betlehem, yaitu membawa berita baik bagi umat manusia.

Dan, sungguh terbukti bahwa setiap jemaat yang menerima pelayanan perjamuan Kudus, merasa bahagia dan suka cita. Riilnya terlihat di antaranya dari ungkapan, raut muka, dan sikap mereka saat pendeta, diaken dan atau penatua memberi layanan perjamuan Kudus.

Pada masa raya Natal 2024 ada dua puluh jemaat yang menerima pelayanan perjamuan Kudus di rumah. Hal ini karena kondisi yang tak memungkinkannya mengikuti perjamuan Kudus di gereja, bersama dengan jemaat yang lain. Tetapi, toh demikian, khidmat perjamuan Kudus didapatnya.

Perjamuan Kudus keliling dari rumah ke rumah untuk mereka yang memerlukan perhatian khusus inilah yang disebut sebagai wujud gerakan kasih dalam ranah rohani.

Yang,  memiliki muatan yang sama dengan penyampaian bingkisan Natal kepada jemaat dan nonjemaat warga sekitar gereja sebagai wujud gerakan kasih dalam ranah jasmani.

Ilustrasi 4: Menyampaikan bingkisan Natal bagi warga sekitar gereja. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 4: Menyampaikan bingkisan Natal bagi warga sekitar gereja. (Dokumentasi pribadi)

Keduanya menandakan bahwa kabar baik mengenai penghiburan, kekuatan, dan keselamatan dari Tuhan seperti yang diterima oleh para gembala setelah ke Betlehem,  lalu membagikannya kepada banyak orang. Puji Tuhan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun