Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Nilai dalam Rapor Siswa Itu sebagai Motivasi dan Refleksi

21 Desember 2024   12:55 Diperbarui: 21 Desember 2024   14:51 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Guru sedang bergulat dengan nilai dalam rapor siswa. (Dokumentasi pribadi)

Sikap positif dalam konteks ini adalah siswa memiliki semangat dalam mengenyam pendidikan. Tak malas-malasan dalam belajar. Baik di sekolah maupun di rumah. Selalu melibatkan diri dalam proses pembelajaran.

Ini, sekali lagi, yang tak mudah dikerjakan oleh guru. Sebab, nilai yang ada dalam rapor, sejatinya, berfungsi secara positif bagi siswa. Yaitu, untuk merangsang siswa mau belajar dan bersemangat berproses dalam pendidikan.

Tak berdampak sebaliknya, yaitu siswa menjadi ogah-ogahan belajar. Atau, tak bersemangat menuntut ilmu. Bahkan, menolak untuk sekolah.

Kalau nilai yang tertera dalam rapor tak memberi motivasi terhadap siswa dalam belajar pasti ada yang salah ketika guru memberi nilai. Nilai yang ada hanya sebagai angka dan deskripsi yang kurang bermakna.

Dalam konteks ini, nilai dapat tinggi atau rendah. Nilai yang tinggi atau rendah dapat saja (lho) membuat siswa kurang, atau tak memiliki motivasi belajar.

Artinya, nilai tinggi sangat mungkin membuat siswa tak memiliki motivasi belajar. Demikian juga nilai rendah memungkinkan siswa tak memiliki semangat belajar.

Sebab, sekalipun kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) digunakan sebagai dasar penilaian terhadap siswa, nilai dalam rapor siswa tetap berupa angka mutlak. Yang, disertai dengan deskripsi.

Bahkan, masih ada sekolah yang menentukan KKTP serupa dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu angka mutlak, tak nilai interval. Itu sebabnya, nilai siswa (masih) dapat dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu kelompok nilai siswa di bawah KKTP dan kelompok nilai siswa di atas KKTP.

Toh memang ketika memasuki sekolah jenjang yang berikutnya yang digunakan adalah nilai mutlak. Sehingga, ada relevansinya jika nilai dalam rapor siswa adalah nilai mutlak.

Siswa sekolah dasar (SD) dan yang sederajat yang mendaftar ke sekolah menengah pertama (SMP), siswa SMP dan yang sederajat yang mendaftar ke sekolah menengah atas (SMA)/sekolah menengah kejuruan (SMK), juga siswa SMA/SMK dan yang sederajat yang mendaftar ke perguruan tinggi (PT) yang digunakan adalah nilai mutlak.

Dan, hampir-hampir, kini, tak ada sekolah yang memberi nilai kepada siswanya, rendah. Pasti cenderung tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun