Sikap positif dalam konteks ini adalah siswa memiliki semangat dalam mengenyam pendidikan. Tak malas-malasan dalam belajar. Baik di sekolah maupun di rumah. Selalu melibatkan diri dalam proses pembelajaran.
Ini, sekali lagi, yang tak mudah dikerjakan oleh guru. Sebab, nilai yang ada dalam rapor, sejatinya, berfungsi secara positif bagi siswa. Yaitu, untuk merangsang siswa mau belajar dan bersemangat berproses dalam pendidikan.
Tak berdampak sebaliknya, yaitu siswa menjadi ogah-ogahan belajar. Atau, tak bersemangat menuntut ilmu. Bahkan, menolak untuk sekolah.
Kalau nilai yang tertera dalam rapor tak memberi motivasi terhadap siswa dalam belajar pasti ada yang salah ketika guru memberi nilai. Nilai yang ada hanya sebagai angka dan deskripsi yang kurang bermakna.
Dalam konteks ini, nilai dapat tinggi atau rendah. Nilai yang tinggi atau rendah dapat saja (lho) membuat siswa kurang, atau tak memiliki motivasi belajar.
Artinya, nilai tinggi sangat mungkin membuat siswa tak memiliki motivasi belajar. Demikian juga nilai rendah memungkinkan siswa tak memiliki semangat belajar.
Sebab, sekalipun kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) digunakan sebagai dasar penilaian terhadap siswa, nilai dalam rapor siswa tetap berupa angka mutlak. Yang, disertai dengan deskripsi.
Bahkan, masih ada sekolah yang menentukan KKTP serupa dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu angka mutlak, tak nilai interval. Itu sebabnya, nilai siswa (masih) dapat dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu kelompok nilai siswa di bawah KKTP dan kelompok nilai siswa di atas KKTP.
Toh memang ketika memasuki sekolah jenjang yang berikutnya yang digunakan adalah nilai mutlak. Sehingga, ada relevansinya jika nilai dalam rapor siswa adalah nilai mutlak.
Siswa sekolah dasar (SD) dan yang sederajat yang mendaftar ke sekolah menengah pertama (SMP), siswa SMP dan yang sederajat yang mendaftar ke sekolah menengah atas (SMA)/sekolah menengah kejuruan (SMK), juga siswa SMA/SMK dan yang sederajat yang mendaftar ke perguruan tinggi (PT) yang digunakan adalah nilai mutlak.
Dan, hampir-hampir, kini, tak ada sekolah yang memberi nilai kepada siswanya, rendah. Pasti cenderung tinggi.