Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Classmeeting, Ruang untuk Merawat Mental Siswa

18 Desember 2024   19:57 Diperbarui: 18 Desember 2024   21:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 2: Kelompok siswa yang menunjukkan kepiawaiannya dalam menari saat classmeeting. (Dokumentasi pribadi)

Andai saja Anda orangtua, silakan Anda menanyakan kepada anak Anda yang di sekolahnya sedang berlangsung classmeeting. Jawabannya, sudah pasti, senang. Rasa senang ini mereka peroleh karena mereka membandingkan suasana dalam classmeeting dengan suasana di sekolah selama dalam pembelajaran.

Makanya, sekalipun durasi classmeeting tak panjang, selalu dirindukan oleh siswa. Classmeeting ruang kegembiraan yang serupa oase. Keseriusan, kepenatan, kejenuhan, dan kesuntukan yang dialaminya selama dalam pembelajaran dapat diobati melalui aktivitas classmeeting. Jadi, classmeeting identik dengan kegembiraan.

Orangtua tentu merasa gembira juga saat melihat anaknya gembira. Orangtua yang sudah lazim membangun komunikasi secara akrab dengan anak, akan selalu melihat dinamika keseharian anak. Sehingga, sangat mudah menandai anaknya sedang riang ria atau sedang menyandang beban.

Orangtua yang cermat, umumnya, mengetahui aura kegembiraan si anak saat beraktivitas pada masa jeda, yaitu saat classmeeting. Bahkan, bukan mustahil si anak juga bercerita tentang classmeeting di sekolahnya.

Hal ini penting bagi orangtua untuk meresponsnya dengan antusias. Sebab, respons ini akan melengkapi kegembiraan anak yang didapat lewat classmeeting. Dengan begitu, upaya untuk merawat mental anak dilakukan juga oleh orangtua pada masa jeda sekolah, setelah asesmen atau penilaian.

Classmeeting merupakan aktivitas yang terbatas. Di sekolah tempat saya mengajar, misalnya, classmeeting dilaksanakan empat hari. Cukup bagi siswa untuk memasuki ruang kegembiraan secara bersama.

Kesibukan sekitar enam bulan yang dipenuhi dengan aktivitas belajar, yang dirasakan oleh siswa "berat", aktivitas classmeeting mampu menghapus rasa termaksud dan berubah menjadi suka cita. Seumpama panas setahun dihapus oleh hujan sehari, ada kesegaran.

Itulah kekuatan classmeeting. Sehingga, sudah menjadi tradisi di hampir setiap sekolah, classmeeting dilaksanakan sehabis asesmen atau penilaian. Siswa melalui pengurus OSIS, seperti sudah disebut di atas, selalu proaktif. Sekolah belum menginfokan tentang classmeeting, mereka sudah mendahului menanyakan.

Dari sikap mereka yang seperti ini menggambarkan bahwa classmeeting benar-benar aktivitas yang sangat diharapkan oleh siswa. Dan, sekolah tak salah kalau selalu mengagendakan aktivitas classmeeting ini bagi siswanya secara berkala, selaras dengan momen asesmen atau penilaian.

Pada akhirnya, kita diajak mengingat sebuah kelakar bahwa jika mesin saja membutuhkan pendinginan, apalagi orang. Ada saatnya orang harus melepas ketegangan. Beralih merilekskan diri, menemu kegembiraan. Bagi siswa, salah satunya, melalui classmeeting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun