Sayang jika nilai-nilai positif seperti ini tak terhayati oleh siswa. Sebab, nilai-nilai inilah yang sejatinya pembelajaran soft skill bagi mereka.
Itu sebabnya, siswa yang melaksanakan piket kelas tak sekadar membersihkan dan menata ruang kelas untuk aktivitas pembelajaran. Tetapi, proses ini harus diikuti oleh siswa yang bertugas piket sebagai sebuah pembelajaran yang tak jauh berbeda dengan pembelajaran intrakurikuler.
Selain melaksanakan tugas piket, siswa masih memiliki banyak ruang pembelajaran soft skill yang lain di sekolah, seperti yang sudah disebut di atas. Termasuk juga, menghargai yang telah dikerjakan oleh tukang kebun dan karyawan kebersihan sekolah bagian dari merawat dan menjaga sarpras di sekolah. Ini pun ruang belajar soft skill mereka.
Jika semuanya ini dilakukan dengan sepenuh hati dan jiwa, tentu dalam pembersamaan guru (dan orangtua), niscaya akan terlahir generasi muda yang arif dalam memasuki zamannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H