Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mundurnya Gus Miftah, Sebuah Pilihan yang Mengedukasi

10 Desember 2024   01:18 Diperbarui: 10 Desember 2024   01:36 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gus Miftah, diambil dari kompas.com

Artinya, teladan sangat penting dan tak dapat diabaikan dalam proses pendidikan. Dan, teladan ini sudah seharusnya dilakukan oleh orang yang terdepan, misalnya, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pendidikan, dan sejenisnya.

Yakinlah jika teladan itu bersumber dari para tokoh akan menginspirasi banyak orang. Sekurang-kurangnya menginspirasi para pengikut atau penggemarnya. Saya, selaku guru, dalam hal Gus Miftah mundur dari jabatan publik yang disandangnya sangat menghargainya.

Sebab, sikap ini dapat menjadi teladan bagi banyak orang, termasuk bagi anak-anak yang notabene pelajar. Guru akan sangat mudah memberikan kesaksian atau contoh kepada siswanya bahwa ada tokoh publik yang berani menanggung risiko karena (ditengarai) berbuat kesalahan.

Orang memang harus memiliki integritas yang tinggi. Apa yang dikatakan harus dipertanggungjawabkan. Tak boleh menghindar dari tanggung jawab atau risiko yang mesti ditanggungnya. Artinya, orang berani berkata atau berbuat, ya berani bertanggung jawab.

Semakin banyak publik figur yang bersikap seperti dimaksud di atas tentu memberi kontribusi edukasi yang sangat besar terhadap generasi muda, yang pada muaranya memberi kontribusi terhadap bangsa ini.

Karenanya, hal seperti ini yang seharusnya generasi muda senantiasa lihat dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu, melihat orang-orang yang berani menanggung risiko terhadap tutur atau lakunya yang keliru dan merugikan banyak pihak. Termasuk menerima risiko terburuk pun karena sebagai bentuk tanggung jawabnya.

Jadi, yang dilihatnya ini, baik langsung maupun lewat media, merupakan pendidikan yang justru lebih mudah merasuki pikiran dan benak mereka. Bahkan, dapat membentuk karakter positif mereka dalam menjalani kehidupan nyata.

Ini sekaligus mau menegaskan bahwa pembangunan karakter memang dapat dibentuk oleh banyak pihak. Baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Gus Miftah mundur dari jabatannya, sekali lagi, karena konsekuensi logis yang harus dihadapinya adalah kejadian yang nyata di tengah-tengah masyarakat. Dan, kita sama-sama mengetahui bahwa masyarakat sebetulnya serupa laboratorium pendidikan yang riil.

Karenanya, tatkala Gus Miftah mengadakan jumpa pers tentang pengunduran dirinya, semua anggota masyarakat sangat mudah mengetahui dan melihatnya sekalipun melalui media. Hal ini, sekali lagi, mengedukasi setiap orang yang mengetahui dan melihatnya.

Pun sangat mungkin anak-anak, yang di dalamnya termasuk pelajar atau siswa, turut mengetahui dan melihatnya melalui gawai. Sebab, pada zaman sekarang nyaris hampir semua anak (sekolah) memilikinya atau mengoperasikannya sekalipun gawai mungkin tak miliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun