Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Makan Bergizi Gratis bagi Siswa Harus Ada Sayurnya

22 November 2024   08:19 Diperbarui: 22 November 2024   10:47 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, melalui upaya ini dibangun juga sikap siswa untuk menghayati kearifan lokal. Sebab, sekalipun sayur, tiap-tiap daerah memiliki kekhasan. Tentu saja kecuali sayur yang sudah menasional, bahkan mengglobal.

Ilustrasi 2: Cemeding, sayur yang menggunakan bumbu pecel dan bumbu rujak untuk membuat rasa yang khas. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 2: Cemeding, sayur yang menggunakan bumbu pecel dan bumbu rujak untuk membuat rasa yang khas. (Dokumentasi pribadi)

Siswa harus mengenal sayur khas daerahnya. Jangan sampai orang lain sudah mengenalnya, tetapi siswa yang dilahirkan dan  dibesarkan di daerah tempat sayur berasal malah tak mengenalnya. Tentu hal ini tak hanya memalukan. Tetapi, mengkhawatirkan juga.

Sebab, jika generasi yang tua sudah tiada, sementara generasi yang muda belum mengenal dan menghayatinya, jangan-jangan berbagai sayur yang termasuk kearifan lokal ini justru diklaim oleh pihak lain sebagai harta kepunyaannya.

Karenanya, program makan bergizi gratis yang sudah diujicobakan di beberapa tempat dan selanjutnya segera diberlakukan di seluruh wilayah tanah air kita, menjadi momen berharga.

Yaitu, untuk menanamkan rasa mensyukuri, mencintai, dan menghargai kearifan lokal, yang di dalamnya termasuk sayur khas daerah, terhadap siswa. Jadi, tak sekadar siswa mau menyantap sayur, yang sekali lagi, diharapkan menjadi bagian porsi yang penting dalam program makan bergizi gratis.

Tetapi, mengajak mereka untuk membangun sikap bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban untuk memanfaatkan, merawat, dan melestarikannya. Agar, generasi-generasi berikutnya tak tercerabut dari kekayaan alam dan kearifan lokal yang ada di tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun