Sekadar saya catatkan, mengonsumsi sayur di antaranya dapat menjaga kesehatan pencernaan, kesehatan jantung, mencegah dan mengurangi stres yang berlebih, mencegah kanker, membersihkan racun dalam tubuh, menjaga kesehatan mata, dan membuat kulit sehat (kemkes.go.id).
Karena itu, sayur dalam program makan bergizi gratis harus mendapat porsi. Jangan sampai sayur tak ada. Sebab, dengan cara ini, kita menyiapkan generasi penerus yang sehat dan tak mudah jatuh sakit. Sebab, metabolisme tubuh mereka dapat terjaga dengan baik melalui makanan yang seimbang.
Toh sayur mudah disediakan. Bukankah negara kita adalah (juga) negara agraris? Sehingga, kebutuhan sayur dapat dipenuhi sendiri. Hampir dapat dipastikan di semua daerah, baik di dataran tinggi maupun rendah, sayur dapat dibudidayakan.
Terhadap siswa yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang memandang bahwa sayur itu penting sebagai bagian dari menu makanan sehari-hari, tak menjadi persoalan. Sebab, program makan bergizi gratis yang (diharapkan) di dalamnya ada sayur akan dinikmatinya dengan sangat gembira.
Tetapi, terhadap siswa yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang kurang membiasakan, atau bahkan tak membiasakan sayur sebagai bagian dari menu makanan sehari-hari, bisa jadi sayur yang merupakan bagian menu dari makan bergizi gratis, disisihkan alias tak dinikmati.
Jika ada kejadian seperti ini, sekolah memiliki peran besar untuk memotivasi siswa termaksud. Agar, sayur bagian menu dari program makan bergizi gratis dimakannya.
Sebab, selain seperti sudah disebut di atas bahwa sayur memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh, ada kepentingan lain. Yang, harus diperjuangkan bagi siswa tentang sebuah kesadaran.
Yaitu, siswa harus mengerti dan sekaligus memahami bahwa sayur merupakan salah satu hasil bumi yang melimpah di Indonesia. Dan, kekayaan alam seperti ini tak semua negara yang berada di atas bumi memilikinya.
Maka, terhadap anak-anak yang sekaligus siswa sudah semestinya ditanamkan sikap mau mensyukurinya. Mensyukuri dalam konteks program makan bergizi gratis dapat diwujudkan dalam bentuk guru mengajak siswa --khususnya siswa yang tak biasa makan sayur-- menyikapi secara positif adanya menu sayur.
Sayur yang sudah diusahakan agar membuat menu dalam makan bergizi gratis seimbang, tak boleh diabaikan. Apalagi tak dimakan. Kecuali siswa mengalami alergi setelah menyantap sayur termaksud.
Dalam maksud ini, intinya adalah siswa diajak bersama menikmati sayur dalam program makan bergizi gratis dengan rasa bersyukur.