Sehingga, sangat penting guru menghargai proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus diikuti dari waktu ke waktu. Kurang elok, misalnya, guru mengabaikan proses pembelajaran yang berlangsung.
Meninggalkan sebentar saja proses pembelajaran yang berlangsung, guru akan kehilangan momen mendampingi siswanya untuk memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Jika guru ada dan terlibat dalam proses pembelajaran, dipastikan siswa memperoleh nilai-nilai kehidupan yang diharapkan sesuai rencana.
Sederhananya begini. Saat siswa bekerja kelompok, misalnya, dan nilai yang hendak ditanamkan adalah gotong royong, dapat saja ada siswa yang tak memperoleh nilai termaksud karena ia kurang terlibat di dalam proses pembelajaran.
Dalam kondisi demikian hadirnya guru dalam proses pembelajaran akan menolong siswa memperoleh nilai gotong royong karena guru membimbing dan mendampingi. Rasanya tak mungkin guru membiarkan siswa beraktivitas sendiri ketika ia harus terlibat dalam kerja kelompok. Sekurang-kurangnya, guru mengingatkannya agar bergabung dengan kelompoknya.
Hanya berdasarkan memandang bahwa proses pembelajaran sudah berjalan, lantas guru meninggalkan siswa, agaknya juga kurang elok. Sebab, guru diperhatikan oleh pemberi kerja, baik pemerintah maupun yayasan, memang untuk mengajar dan mendidik siswa.
Tak mungkin pemerintah dan yayasan memberi perhatian terhadap guru tanpa menuntut tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guru. Pemerintah dan yayasan tak mau rugi atas anggaran yang sudah dikeluarkan.
Maka, entah sebagai kelakar atau tidak, kadang kita mendengar ungkapan yang mengganggu telinga. Yaitu, seseorang dikatakan makan gaji buta karena ia mau menerima gaji, tapi bekerja tak sungguh-sungguh. Fenomena yang demikian memang ada di dunia kerja, termasuk di dunia pendidikan.
Keadaan yang seperti ini dapat berdampak terhadap kualitas pendidikan yang ditargetkan. Jika guru tak menjalankan tupoksinya dengan sungguh-sungguh, siswa tak memperoleh yang diharapkan.
Ini sama persis dengan pembelajaran P5 yang selama ini guru kurang memberikan perhatian terhadap proses. Padahal, seperti sudah disebutkan di atas, di dalamnya kaya muatan nilai kehidupan yang bersentuhan langsung dengan karakter dan sikap siswa.
Jika menghendaki karakter dan sikap siswa terbentuk dalam pembelajaran P5, jangan abaikan proses pembelajaran. Ubah kerangka berpikir, bukan gelar karya yang diutamakan, tapi proses pembelajarannya. Karena dalam proses pembelajaran, justru gelar karakter siswa yang didapat.