Hal penting yang selalu saya selipkan adalah mengajaknya untuk refleksi. Bahwa dengan melakukan pelanggaran semacam ini ternyata ada banyak pihak yang kurang beruntung.
Pertama, dirinya (siswa bersangkutan) tak dapat mengikuti pembelajaran pada jam tertentu, yaitu saat rambutnya dipotong. Sementara itu, teman-temannya mengikuti pembelajaran di ruang belajar. Jadi, jelas tak menguntungkannya karena ia ketinggalan pembelajaran.
Kedua, saya, atau pembina OSIS yang lain, yang ambil peran dalam pemotongan rambut siswa juga tak sepenuhnya dapat mengajar. Kami harus memberi tugas terlebih dahulu terhadap siswa di kelas yang kami tinggalkan jika saat memotong rambut siswa termaksud bertepatan dengan jam mengajar.
Jadi, kasihan siswa yang harus mengerjakan tugas hanya karena kami memotong rambut. Mereka menjadi korban. Padahal, mereka tak bersalah. Maka, yuk berubah demi keberuntungan bersama!
Lebih daripada itu, saya tak lupa menyampaikan kepada siswa yang menanggung sanksi untuk menceritakan refleksi ini kepada teman-temannya. Yaitu, orang, termasuk siswa (baca: anak), lebih berharga membagikan keberuntungan bagi sesama ketimbang menumpahkan kerugian terhadap sesama.
Berbagi hasil refleksi kepada teman-temannya dalam maksud agar teman-temannya (siswa lain) tak meniru berperilaku khusus merupakan langkah baik yang bisa dilakukan.
Tentu saja tak berarti guru akan kehilangan momen dialog untuk lebih mengenal siswa jika tak ada siswa yang berperilaku khusus. Tak begitu. Guru tetap memiliki momen ini karena ada banyak kemungkinan dapat bertemu dengan siswa.
Akhirnya, yang hendak ditekankan di sini adalah guru dapat memanfaatkan momen secara positif, yaitu mengenal siswa lebih dekat saat menanganinya gegara siswa melakukan pelanggaran.
Sepertinya, dalam maksud ini, tak hanya melalui penanganan pelanggaran model potong rambut siswa, guru dapat mengenal siswa lebih dekat.
Tapi, juga melalui penanganan pelanggaran-pelanggaran dalam hal yang lain. Karenanya, selamat mengenal siswa lebih dekat melalui keterlibatan menangani problem siswa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H