Permainan memang membangun keakraban antarteman, di mana dan kapan pun. Yang sebelumnya tak kenal menjadi kenal, bahkan hingga akrab. Ini salah satu efek kekuatan bermain bersama.
Bahkan sering, permainan yang berbahaya pun tak terpikirkan, yang penting disukai bersama. Kesadaran bahwa permainan ini dapat menimbulkan risiko fatal ketika terjadi hal yang tak diinginkan yang bersifat merugikan.
Hingga, bukan mustahil pihak luar, termasuk orangtua, menganggapnya sebagai sebuah kekerasan atau perundungan. Hal ini terjadi karena orangtua hanya mengetahui bagian ending-nya. Dan, ini memang yang sering terjadi. Sebab, permainan dilakukan di sekolah.
Jadi, pihak sekolah yang akhirnya menjadi tempat orangtua mengonfirmasi peristiwa. Dan, sudah pasti sekolah bersalah kalau yang terjadi memang benar-benar perundungan.
Sekalipun sebuah permainan bersama untuk bersenang-senang yang dilakukan oleh siswa dapat saja menjadi kondisi tak nyaman bagi sekolah jika berakhir dengan kesedihan. Sekolah tetap berada di posisi yang salah.
Padahal, sekolah sudah pasti menasihati siswanya untuk tak bermain yang membahayakan. Tapi, yang namanya siswa, selalu saja ada yang abai terhadap nasihat yang diberikan.
Permainan seperti yang dilakukan oleh mereka ini ternyata terinspirasi dari video yang ada media sosial (medsos). Permainan-permainan sejenis yang beredar di medsos relatif banyak. Baik yang diperankan oleh anak-anak asing maupun anak-anak kita.
Dan, permainan-permainan yang demikian ini biasanya dilakukan oleh siswa dengan cara sembunyi-sembunyi. Misalnya, di ruang kelas saat jam kosong atau istirahat, di belakang sekolah, atau di mana pun lokasi yang dipandang aman dari temuan guru.
Oleh karena itu, sekolah (dan orangtua) harus selalu waspada terhadap semua permainan siswa. Berhati-hati dan berjaga-jaga agar tak ada generasi muda kita yang melakukan permainan yang berbahaya.
Maka, melakukan sosialisasi terhadap siswa secara berkala tentang risiko permainan yang membahayakan dapat ditempuh. Yang, di dalamnya disisipkan kesadaran bahwa risiko tak hanya ditanggung oleh siswa dan orangtua, tapi juga oleh sekolah. Nama baik sekolah menjadi taruhannya.
Memasang kamera di lokasi-lokasi tersembunyi yang dapat saja dijadikan area permainan juga dapat dilakukan. Dan, memastikannya alat ini berfungsi baik. Sehingga, aktivitas siswa selalu dapat terpantau.