Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Terbatas Menyediakan Ruang Kegemaran Siswa

22 Juli 2024   00:35 Diperbarui: 22 Juli 2024   00:52 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Siswa yang memiliki kegemaran fesyen menunjukkan kebolehannya di hadapan guru dan siswa lain. (Dokumentasi pribadi) 

Siswa yang demikian, bisa saja berpindah dari satu jenis ekstrakurikuler ke ekstrakurikuler yang lain. Bisa berpindah dua atau tiga kali, bahkan lebih. Setelah merasa cocok, ia tekun di jenis ekstrakurikuler termaksud.

Karenanya, sekolah biasanya menganjurkan siswa memilih setidaknya dua jenis ekstrakurikuler pilihan seperti yang diberlakukan di sekolah tempat saya mengabdi. Adanya jenis ekstrakurikuler pilihan ini, karena selama ini, ada ekstrakurikuler wajib, yaitu Pramuka.

Jadi, selama ini, siswa diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler Pramuka, selain boleh mengikuti ekstrakurikuler pilihan. Ini dimaksudkan agar kegemaran siswa dapat terwadahi di jenis ekstrakurikuler pilihan.

Kini, sejak tahun pelajaran 2024/2025, ekstrakurikuler Pramuka tak lagi menjadi ekstrakurikuler wajib. Tapi, wajib ada sebagai jenis ekstrakurikuler di sekolah. Jadi, siswa boleh memilihnya; boleh juga tidak.

Siswa yang memiliki hobi, yang di sekolah tak menyediakan ekstrakurikuler, umumnya, bergabung di klub  yang diadakan oleh masyarakat. Seperti di sekolah tempat saya mengajar, siswa yang berhobi renang bergabung di klub renang di luar sekolah.

Tak hanya renang. Tapi, kegemaran siswa panjat tebing juga bergabung di klub yang diadakan oleh masyarakat. Ada juga yang lainnya, yakni gulat, yang sekolah tak mampu mengadakan, siswa bergabung di klub luar sekolah.

Tapi, menariknya, klub-klub ini selalu membangun komunikasi dengan sekolah, khususnya, ketika ada ivent tertentu, misalnya lomba. Setidak-tidaknya, klub-klub ini memintakan dispensasi bagi muridnya yang hendak mengikuti lomba.

Yang lainnya, misalnya, dalam lomba ini harus menyertakan identitas sekolah, tentu nama baik sekolah dibawa. Apalagi, jika dalam lomba ini meraih kemenangan, sekolah seumpama tinggal memetik hasil.

Yang lebih daripada itu, misalnya, siswa termaksud mewakili sekolah dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), dan sejenisnya, tentu sangat membantu sekolah. Sebab, dalam proses mereka belajar sekolah tak berperan. Tapi, saat lomba, sekolah memilikinya.

Realitas seperti ini tak hanya terjadi di bidang olahraga. Tapi, juga di bidang yang lain, misalnya, seni, akademik, dan keterampilan.

Dengan begitu, sekolah yang memang tak mampu menyediakan wadah bagi semua hobi siswa dapat tumbuh, tetap ada peluang memiliki banyak siswa yang berkompeten di bidangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun