Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Bermasalah, Ajak Orangtua Berefleksi

16 Juli 2024   19:57 Diperbarui: 17 Juli 2024   00:47 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diambil dari bbpmpjatim.kemdikbud.go.id

Berapa banyak kegagalan guru yang membantu siswanya bermasalah selama ini? Siswa yang terus diajak berdiskusi karena problemnya belum terselesaikan justru membebani siswa bersangkutan.

Siswa butuh segera keluar dari problem yang membelitnya. Memanggil siswa termaksud berkali-kali karena guru memandang bahwa siswa terus membuat masalah merupakan kesalahan guru dalam bersikap.

Sebab, seharusnya cukup bagi guru menemukan akar persoalan siswa. Tanpa perlu berulang-ulang memanggil siswa. Ini yang baik, sebagai prestasi guru yang harus diapresiasi.

Sebab, tak sedikit guru yang belum menemukan akar persoalan siswa yang bermasalah, tetiba berusaha membantu siswa menyelesaikannya.

Tak mungkin siswa yang memiliki problem tertangani dengan baik jika akar persoalan belum ketemu. Akar siswa bermasalah, jika kita mau jujur, seperti sudah disebutkan tersirat di atas,  (maaf!) selalu bersumber dari keluarga.

Maka, sasaran guru dalam menangani siswa bermasalah bukan fokus terhadap siswa, dengan cara siswa terus dipanggil untuk bertemu guru.

Tapi, guru harus mengalihkan konsentrasi, dengan cara mengundang orangtua/wali siswa yang anaknya sedang mengalami persoalan. Sebab, rasanya tak mungkin siswa memiliki persoalan, tanpa ada persoalan di dalam keluarga.

Memang, tugas dan fungsi guru akhirnya lebih meluas. Tapi, hal ini penting dilakukan oleh guru. Sebab, betapa tak beruntungnya guru ketika bermaksud menangani siswa yang memiliki problem, tapi kurang tuntas. Bahkan, tak tuntas, malah siswa menjadi terkesan semakin bermasalah.

Agar waktu dapat termanfaatkan lebih baik, guru (baca: sekolah) tak mengundang orangtua/wali siswa  satu per satu. Tak perlu. Tapi, mengundangnya secara kolektif alias bersama-sama.

Tentu langkah ini diawali dulu dengan langkah sebelumnya. Yaitu,  sekolah perlu mengidentifikasi siswa yang bermasalah. Boleh dikelompokkan berdasarkan sederhana dan rumitnya problem, atau ringan dan beratnya persoalan.

Hanya, bukan berdasarkan pengelompokan ini yang kemudian guru membantu menyelesaikan persoalan. Bukan. Tapi, ini sekadar cara untuk melihat kondisi problem yang dialami oleh siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun