Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pernikahan (Modern) dalam Hegemoni Kearifan Lokal

17 Juni 2024   14:03 Diperbarui: 18 Juni 2024   19:22 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami, saya dan beberapa rekan guru, menyumbang ke salah satu rekan guru yang menikah. Ia asli Demak, Jawa Tengah (Jateng). Kami dari Kudus, Jateng, ke Demak, tepatnya ke desa tempat tinggal rekan kami, dalam satu rombongan elf.

Menjelang memasuki desa ini, kami melewati persawahan. Jalan hanya cukup untuk satu mobil, tak mungkin untuk simpangan dengan mobil lain dari arah berlawanan, mengarahkan elf yang kami tumpangi ke lokasi.

Begitu tiba di lokasi, kami disambut dengan ramah. Oleh, rekan kami yang akan menikah, kedua orangtuanya, dan beberapa orang, mungkin saudara atau tetangga, yang tentu diminta untuk menjadi penerima tamu.

Kami diarahkan ke himpunan kursi yang melingkari meja penuh jajan, dekat dengan lokasi memasak. Karena, himpunan kursi yang melingkari meja yang berada di depan sudah penuh oleh tamu.

Tempat untuk memasak terbuka. Sehingga, tamu, terutama rombongan kami, dapat melihat secara leluasa aktivitas di dapur dari kursi-kursi kami duduk. Saya mengambil beberapa gambar. Sekadar untuk dokumentasi pribadi.

Ibu-ibu di dapur memasak ala tungku dengan memanfaatkan kayu bakar. Beberapa tungku terlihat menyala. Asap yang keluar dari tungku tak membuat sesak pernapasan kami. Sebab, asap dapat langsung tersebar bergerak ke atas, terbang ke angkasa.

Ilustrasi 2: Tungku bahan bakar kayu bakar untuk memasak jamuan bagi tamu. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 2: Tungku bahan bakar kayu bakar untuk memasak jamuan bagi tamu. (Dokumentasi pribadi)

Ini bagian kearifan lokal yang tampaknya masih dipertahankan di tengah-tengah kehidupan modern. Rekan kami, yang pengantin ini, seorang sarjana. Pendidikannya ditempa di pusat kota provinsi. Tentu ia tak dapat menutup mata terhadap perkembangan zaman.

Pun demikian pasangannya, seorang wanita yang berpendidikan tinggi. Sama saja dengan rekan kami, ia tentu tak dapat menutup mata terhadap perkembangan zaman.

Bahwa hidup dan kehidupan mereka sudah terbiasa serba cepat. Tak ribet. Tapi, fakta yang ada di sekeliling mereka berdua masih sangat kuat kearifan lokal mendukung perhelatan pernikahan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun