Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sate Kerbau Khas Kudus, Aroma Toleransi Beragama yang Tetap Terawat

22 Mei 2024   16:20 Diperbarui: 23 Mei 2024   00:02 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 3: Sate kerbau, daging kerbau yang dikeprek dan koyor, siap disantap. (Dokumentasi pribadi)

Sebenarnya, ada beberapa warung sate kerbau di Kudus. Tapi, yang melegenda adalah sate kerbau Mbah Jastro, yang kini terlabeli nama Sate Kerbau Khas Kudus "Pak Min Jastro" Nusantara. Yang, berlokasi di Ruko K.H. Agus Salim Kudus, sebelah timur Tugu Identitas Kudus.

Ilustrasi 4: Sajian lengkap sate kerbau yang sedang dinikmati. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 4: Sajian lengkap sate kerbau yang sedang dinikmati. (Dokumentasi pribadi)

Di warung Sate Kerbau Khas Kudus "Pak Min Jastro" Nusantara tak menyediakan sate kerbau dari daging kerbau yang digiling. Di beberapa warung sate kerbau yang lain, ada yang menjual sate kerbau dari daging kerbau yang digiling.

Caranya, daging kerbau yang sudah digiling tersebut dililitkan pada tusuk sate. Jadi, yang berada di tusuk sate itu bukan irisan daging kerbau, bukan juga daging kerbau yang dikeprek, tapi daging kerbau yang digiling. Bumbunya sama. Rasanya juga enak, dan tentu lebih empuk.

Di Kudus, Anda tak bakal menemukan sate sapi seperti yang sangat mungkin Anda dapat menemukannya di daerah lain. Terkait dengan hal ini, boleh jadi sebagian dari Anda sudah mengetahui sejarahnya. Karenanya, sekadar untuk mengingatkan, berikut saya catatkan sejarahnya secara singkat.

Dulu, pada masa Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di Kudus, banyak orang yang sudah memiliki keyakinan atau kepercayaan Hindu. Masyarakat yang beragama Hindu sangat memuliakan sapi. Sapi, dalam iman mereka, dianggap suci. Karenanya, dalam masyarakat yang seperti ini, Sunan Kudus menanamkan dalam diri pengikutnya sikap menghargai kepercayaan lain.

Maka, pengikutnya tak boleh menyembelih sapi dalam acara apa pun. Termasuk dalam acara Iduladha. Jika ingin menyembelih hewan yang seukuran sapi, mereka hanya diizinkan menyembelih kerbau. Ini bentuk menghargai atau bertoleransi terhadap masyarakat yang berkeyakinan Hindu.

Cara ini dapat menjaga kenyamanan dan keamanan hidup bersama dalam masyarakat. Karena sikap toleran ini, ajaran Sunan Kudus akhirnya dikenal oleh masyarakat. Bahkan, ada juga yang mengikutinya.

Dan, hingga kini tak ditemukannya sate sapi di Kudus boleh jadi sebagai indikasi bahwa masyarakat Kudus tetap merawat toleransi yang diajarkan oleh Sunan Kudus. Yaitu, merawat toleransi hidup bersama di tengah-tengah masyarakat yang beragam.

Merawat toleransi yang seperti ini yang semestinya ditanamkan di dalam diri setiap insan, terlebih di dalam diri anak-anak. Maka, ketika Anda mencicipi sate kerbau di Kudus bersama keluarga, sejarah singkatnya perlu dijadikan bahan bincang-bincang sembari menikmati lezatnya sate kerbau khas Kudus.

Ilustrasi 5: Menyantap sate kerbau, cocok juga untuk sarapan. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 5: Menyantap sate kerbau, cocok juga untuk sarapan. (Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun