Belakangan ini di daerah sedang berlangsung Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Ada banyak cabang lomba yang diikuti oleh siswa.
Siswa mewakili sekolah masing-masing. Sekolah sudah menyiapkan siswanya secara maksimal. Siswa di  sekolah tempat saya mengajar, misalnya, dipersiapkan oleh guru yang membimbing.
Siswa yang dibimbing adalah siswa yang sudah dipilih berdasarkan kompetensi yang dimilikinya. Satu siswa mengikuti satu cabang lomba. Sehingga, siswa dapat fokus terhadap cabang lomba yang diikuti.
Dalam hal ini, siswa mengerti betul kompetensinya. Guru pembimbing juga mengerti betul kompetensi siswa yang dibimbingnya.
Ini artinya ada  sikap menghargai kompetensi. Yaitu,  siswa menghargai kompetensinya (sendiri). Pun demikian guru pembimbing menghargai kompetensi siswanya.
Keduanya, baik siswa maupun guru, memiliki semangat yang sama dalam menghargai kompetensi. Karenanya, mereka memiliki semangat mempersiapkan diri untuk lomba. Siswa, sebagai pihak yang dilatih, siap secara fisik, psikis, dan waktu. Demikian juga guru pembimbing. Pun siap secara fisik, psikis, dan waktu.
Karenanya, sering siswa harus berbagi waktu. Waktu untuk berlatih dan juga waktu untuk tetap dapat belajar. Kedua tanggung jawabnya diusahakan tetap dapat berjalan. Sekalipun harus diakui, ada kalanya di antara keduanya ada yang agak terganggu.
Waktu untuk belajar sering agak terganggu. Karena, umumnya, siswa yang bersangkutan mengadakan latihan pada pagi hari --saat siswa sekolah. Siswa tak mengikuti jam pembelajaran. Untung, kondisi ini sudah dimengerti oleh semua guru.
Jadi, ketika guru mengajar tak menjumpai siswa yang bersangkutan di kelas, guru sudah mafhum. Siswa sedang latihan di ruang lain untuk FLS2N. Semua siswa dalam satu kelas juga sudah mengerti bahwa temannya sedang persiapan FLS2N.
Karenanya, guru tak akan memberi label buruk terhadap siswa ini. Sebab, tradisi seperti ini sudah berlangsung sejak dulu. Selalu demikian setiap musim FLS2N dan lomba sejenisnya. Beberapa siswa yang mewakili sekolah seakan memiliki keistimewaan.