Siswa memiliki energi batin yang sangat kuat pada masa lebaran, khususnya terhadap guru. Betapa tidak, sekalipun sekolah sudah mewartakan bahwa saat masuk pertama sekolah, sehabis libur lebaran, ada halalbihalal di sekolah dengan guru, mereka tetap saja berbondong-bondong ke rumah guru pada masa lebaran.
Fenomena menarik seperti ini sudah sangat lama berlangsung. Ini sebuah budaya turun-temurun. Angkatan terbaru mengikuti kebiasaan angkatan sebelumnya. Pun demikian angkatan sebelumnya meneruskan kebiasaan angkatan sebelumnya lagi.
Begitu dan begitu seterusnya. Hingga pada masa kini, siswa yang tumbuh kembang di tengah lingkungan yang seolah relasi antarsesama sudah terpenuhi melalui perangkat teknologi, yaitu gawai, tetap saja mereka memiliki energi batin yang sangat kuat bersilaturahmi langsung dengan gurunya.
Saya pernah mengalaminya sendiri. Sekalipun saya berkeyakinan berbeda. Dan, mereka sudah mengetahui tentang perbedaan ini.
Juga, hal yang sama dialami oleh rekan guru yang satu keyakinan dengan saya, yang berarti berbeda dengan keyakinan mereka. Ini fenomena yang sangat bermakna dalam mengikat kebersamaan sekalipun berbeda.
Dan, sudah pasti mereka melakukan yang sama terhadap guru yang satu keyakinan dengan mereka. Seperti umumnya mereka bersama dengan  orangtuanya melakukannya di tempat tinggal mereka. Yaitu, halalbihalal  ke kerabat dan tetangga satu keyakinan.
Pada masa lebaran ini, mereka halalbihalal dengan guru-guru yang setiap hari saat mereka sekolah dapat dijumpainya. Tak membedakan satu dan yang lain.
Intinya, sebagian guru didatangi, baik yang mengajarnya maupun yang tidak. Bahkan, baik yang satu keyakinan dengannya maupun tidak. Tentu saja yang terjangkau oleh mereka. Sebab, ada juga guru yang tempat tinggalnya jauh, bahkan di luar daerah.
Saya memiliki keyakinan besar bahwa hal yang dilakukan oleh siswa kami, sangat mungkin dilakukan oleh siswa di sekolah lain. Karena, hal seperti ini sangat cepat menginspirasi.
Siswa sekolah mana yang lebih dulu melakukan dan siswa sekolah mana yang melakukan di kemudiannya tak diketahui persis. Tapi, baik yang lebih dulu melakukan maupun melakukan di kemudiannya, sama-sama telah memaknai lebaran dengan baik.