Untuk menguatkan hal di atas, Â ketika muda (dulu), saya pernah mendengar kesaksian seorang teman mengenai orang kaya yang mengambil uang di bank. Orang kaya ini mengenakan baju lusuh dengan mengenakan celana rumahan yang juga lusuh mengambil uang di bank. Hal ini tentu saja untuk menyamarkan diri agar aman.
Orang yang sudah mengenal, tetangganya, misalnya, tentu akan memperbincangkannya. Dan, sudah pasti ada yang melihat secara negatif. Tapi, sangat mungkin ada juga yang memandang secara positif.
Sikap tetangga yang demikian --demi menjaga diri dari incaran tindak kejahatan-- tentu tak mengganggu perasaannya sebab yang penting tetap dalam kondisi aman.
Dalam konteks menjelang Lebaran, yang berdasarkan pengalaman banyak pelaku kejahatan yang berburu mangsa, tak ada salahnya memilih performa yang sederhana, atau biasa-biasa saja, ketika berada di ruang publik.
Epilog
Sekalipun sumber tulisan ini berawal dari perihal  mengendarai motor, tapi (sebetulnya) mengajak pembaca untuk mengaitkannya dengan semua kebendaan yang dapat memancing tindak kejahatan di ruang publik.
Misalnya, helm yang mungkin menurut sebagian orang sederhana, jaket, topi, kalung, gelang, gawai, sandal dan sepatu. Bahkan, kedua benda yang disebut terakhir sering dicopot saat sedang ibadah di dalam masjid, Â dan benda lain sejenisnya.
Sepertinya, kita perlu lebih hati-hati dalam menggunakannya di ruang publik. Agar, tak mengundang tindak kejahatan pada masa-masa menjelang Lebaran tahun ini. Mari, menciptakan keamanan, menjaga benak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H