Pada Lebaran 2013, misalnya, ada 448 kasus kejahatan konvensional. Pada Lebaran 2014, meningkat menjadi 2.539 kasus. Dan, pada Lebaran 2015, meningkat lagi, menjadi 4.925 kasus.
Kejahatan konvensional meliputi pencurian dengan kekerasan, pencurian sepeda motor, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain-lain.
Maka, boleh jadi benar perihal yang dialami oleh teman istri saya. Ada kejahatan konvensional yang mulai merebak di masyarakat, tempat kita membangun kehidupan bersama, pada masa-masa menjelang Lebaran tahun ini.
Karenanya, mengantisipasi terjadi hal yang  kurang baik menimpa kita --dalam konteks bahasan di atas-- sebagai langkah yang tepat.
Pertama, saat mengendarai motor sebaiknya tak sendirian. Tapi, berboncengan. Karena, saat berboncengan, ketenangan benak tentu lebih terjaga ketimbang (orang) mengendarai motor sendirian.
Bahkan, saat menghadapi persoalan pun --karena sangat mungkin  ada persoalan dalam perjalanan --, kondisi benak yang tenang sudah pasti melahirkan sikap yang lebih tangguh. Dan, ketangguhan siap mengantisipasi (segala) persoalan.
Lebih-lebih jika pengendara motor seorang wanita, sendirian, motornya keluaran baru (lagi), sudah tentu ini mengundang kejahatan. Karena, pelaku kejahatan akan memilih target yang berisiko kecil.
Dan, secara umum, bagi pelaku kejahatan, risikonya lebih kecil atau ringan menyasar wanita  daripada lelaki. Karena, sangat kecil kemungkinannya wanita melawan. Sementara, lelaki cenderung melawan.
Tambahan, pengendara motor berboncengan cenderung melakukan percakapan. Sehingga, membuat performa mereka  terlihat segar, sigap, dan atraktif, jauh dari performa bengong. Kondisi ini memiliki efek terhadap sekitar, yang membuat enggan  pengendara lain berbuat sesuatu.
Kedua, akan lebih aman jika mengendarai motor dalam kelompok pengendara yang lain alias berbareng. Karena, pelaku kejahatan cenderung menghindari berbuat jahat dalam kondisi pengendara motor beriringan atau bersama-sama.