Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Siswa Kami (ternyata) Relawan di Pengungsian Korban Terdampak Banjir

25 Maret 2024   16:02 Diperbarui: 28 Maret 2024   16:04 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 5: Data pengungsi di posko yang sama, pada 25/3/2024. (Dokumentasi posko)

Perannya sebagai relawan karena mereka anggota karang taruna, yaitu Karang Taruna Mustika Remaja, Desa Getas Pejaten, Jati, Kudus, Jawa Tengah (Jateng).

Dari karang taruna ini, mereka dapat ambil bagian sebagai relawan. Sekalipun mereka harus mendaftar terlebih dulu. Dari sini, kami akhirnya mengetahui bahwa ada beberapa siswa kami yang menjadi relawan.

Tapi, hanya dua yang aktif. Siswa putri. Namanya, Naura Azka Indriana, siswa Kelas 8 dan Bintang Ayu Tri Lestari, siswa Kelas 9.

Ilustrasi 2: Nindi di pengungsian, yang sedang diwawancarai oleh salah satu teman guru. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 2: Nindi di pengungsian, yang sedang diwawancarai oleh salah satu teman guru. (Dokumentasi pribadi)

Saat bertemu Nindi, demikian panggilan akrab Naura Azka Indriana dan Bintang, demikian temannya biasa memanggil, saya mendapatkan informasi. Yaitu, sehabis pulang sekolah, mereka berdua selalu datang ke pengungsian untuk beralih peran, dari peran siswa menjadi relawan.

"Teman-teman yang lain sebetulnya terjadwal. Tapi, mereka belum tentu dapat datang," kata Nindi ketika diwawancarai mengenai peran teman-temannya sebagai relawan.

Saya akhirnya mengonfirmasi kepada siswa yang namanya disebut oleh Nindi. Dari mereka, yaitu Raditya Putra Afandi dan Fadil Galang Rachmadani, saya mendapatkan informasi.

Yaitu, mereka kurang aktif di pengungsian karena sering ada kegiatan di sekolah saat sore hari. Dan, boleh jadi hal ini benar sebab mereka memang pengurus OSIS inti.

"Saya lebih sering bisa datang saat malam, membantu di pengungsian," kata Radit, panggilan akrab Raditya Putra Afandi, Wakil Ketua OSIS di sekolah kami, saat saya menanyakan keterlibatannya di pengungsian.

Nindi dan Bintang, juga teman-temannya adalah siswa kami, yang berdomisili di desa tempat pengungsian yang kedua dibuka. Yaitu, di area Balai Desa Getas Pejaten, Jati, Kudus, Jateng. Yang, kebetulan lokasinya berada di seberang jalan lokasi sekolah kami.

Nindi dan Bintang lebih banyak bertugas di bagian data. Berapa jumlah pengungsi. Ada tambahan berapa pengungsi. Atau, berapa yang sudah kembali ke rumahnya. Dari mana asal pengungsi. Hal-hal ini yang dikerjakan oleh Nindi dan Bintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun