Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Siswa Pesta Hujan Sepulang Sekolah, Mengingatkan Kenangan Kala Itu

15 Maret 2024   14:10 Diperbarui: 16 Maret 2024   15:29 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1: Siswa sepulang sekolah sedang pesta hujan di halaman sekolah yang "mendanau" oleh air hujan. (Dokumentasi pribadi)

Itulah jiwa anak. Yang, kadang tak memikirkan akibat dari perbuatannya. Yang penting happy saja. Perihal tas, buku, dan alat tulis yang lain basah, bahkan dapat saja rusak merupakan bagian yang lain.

Penampakan tersebut ternyata mampu menghipnotis siswa yang lain. Yang sebelumnya hanya melihat-lihat, tetiba turut juga memasuki halaman beton yang sudah penuh air ini.

Semakin lama semakin banyak. Baik putra maupun putri, tak ada bedanya, mereka terlihat dapat menikmati suasana tersebut. Meskipun masih lebih banyak yang tetap bertahan tak hujan-hujanan, mereka yang berada di halaman bergenang air hujan, seumpama menikmati pesta hujan.

Tak sekadar berkecipak air hujan yang menggenang, tapi mereka juga berjalan ke sana-ke mari sembari saling membasahi. Untung saja air tersebut tergolong bersih, tak berlumpur. Sehingga, air yang membasahi seragam sekolah mereka, tak terlalu membuat seragamnya berubah warna.

Memang jumlah siswa yang mengungkapkan kegembiraan di halaman sekolah yang "mendanau" tak seberapa jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang menyaksikan. Tapi, sekalipun begitu, mereka meramaikan suasana siang itu di sekolah.

Sehingga, akhirnya banyak guru yang tertarik menyaksikan pemandangan yang belum pernah dilihatnya itu. Pemandangan yang tak direncanakan sebelumnya, yang terjadi begitu saja.

Waktu bel pulang (sekolah), yang bersamaan dengan kondisi halaman sekolah penuh air yang (masih) disertai hujan rintik, sebagian siswa memanfaatkan momen ini untuk menikmati air hujan, yang sangat jarang dijumpainya. Sebab, rentang waktu sebelumnya (yang panjang) tak ada hujan.

Adanya hujan, bahkan genangan air yang menyerupai danau di halaman sekolah, menjadi kerinduan tersendiri bagi sebagian siswa. Seperti sudah disebutkan di atas, mereka seolah memasuki sebuah pesta, yaitu pesta hujan.

Disebut pesta hujan karena suasana hati mereka tak jauh berbeda dengan ketika orang sedang mengikuti acara pesta. Entah pesta ulang tahun, pesta pindah rumah, atau pesta pernikahan. Ada perasaan sukacita, senda gurau, dan terbangun relasi yang akrab satu dengan yang lain.

Melihatnya, saya sendiri akhirnya mengenang masa saat saya masih seusia mereka. Saya dan teman-teman sebaya senang hujan-hujanan ketika musim hujan tiba. Kami berpesta air di halaman. Berlari ke sana ke mari, berkejar-kejaran, dan bersenda gurau, menikmati segarnya air hujan. Seakan tak ada duanya.

Beberapa orangtua, termasuk mungkin ada orangtua kami, kadang mengetahui aksi kami. Tapi, mereka membiarkan (saja) kami bersenang-senang menikmati air hujan. Sesekali jika ada halilintar kami semburat lari sembari menutup telinga menuju ke tempat teduh. Begitu halilintar lewat, kami beraksi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun