Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dandangan, Warisan Budaya Sunan Kudus yang Tetap Terawat

2 Maret 2024   18:36 Diperbarui: 11 Maret 2024   09:44 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 4: Baliho yang berisi jadwal aktivitas budaya selama menjelang dan saat Dandangan (1/3/2024) (Dokumentasi pribadi)

Ilustrasi 4: Baliho yang berisi jadwal aktivitas budaya selama menjelang dan saat Dandangan (1/3/2024) (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi 4: Baliho yang berisi jadwal aktivitas budaya selama menjelang dan saat Dandangan (1/3/2024) (Dokumentasi pribadi)

Karenanya, sudah seharusnya masyarakat Kudus menghargai dan terus merawat warisan budaya tersebut, bahkan harus mengangkatnya ke tataran nasional karena toh Dandangan sudah masuk ke WBTB.

Sementara itu, Kirun, pelawak senior, melengkapi pemahaman tentang Dandangan bahwa di dalamnya tersirat ilmu pengetahuan tingkat tinggi, bahkan melebihi teknologi. Karena, Sunan Kudus, sudah berabad-abad yang lalu mengenal penentuan bulan Ramadan.

Pada zaman modern ini, penentuan bulan Ramadan cenderung menggunakan peralatan yang modern, mulai dari yang sederhana, yaitu teleskop manual, gawang hilal, hingga teleskop robotik.

Maka, hasil kebudayaan yang sudah berabad-abad lamanya dari tangan Sunan Kudus, yakni Dandangan tersebut, tradisi khusus yang tak hanya dimiliki oleh masyarakat Kudus, tapi patut dimiliki oleh masyarakat Nusantara.

Jadi, tepat sudah sebuah tema diskusi budaya pada masa Dandangan ini mengambil tema "Dandangan Warisan Budaya Masjid Menara untuk Nusantara".

Hujan rintik-rintik menjelang acara inti sedikit mengganggu. Seolah mengusir masyarakat yang hadir untuk segera mencari peneduh.

Sementara itu, terlihat dari jauh, tamu undangan masih berada di kursi sekalipun terlihat kurang nyaman. Beberapa ada yang mengenakan penutup kepala, yang terlihat seperti plastik.

Ternyata saya melihatnya belakangan, ada orang yang menjual. Ia berjalan ke beberapa arah dan menawarkan kepada mereka yang masih bertahan di tempat.

Dalam pikiran saya, aktivitas orang ini pasti sudah dipersiapkan dengan mempertimbangkan cuaca. Turun hujan memang masih terjadi, meski tak seperti dua-tiga minggu yang lalu, yang kerap terjadi.

Ini artinya, aktivitas diskusi budaya malam itu juga memberi ruang ekonomi bagi masyarakat (kecil), yang mungkin tak mampu menyewa kios di deretan pedagang di sepanjang jalan Sunan Kudus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun