Ini termasuk salah satu destinasi wisata religi yang berada di Kudus, selain Makam Sunan Muria. Destinasi ini menjadi objek kunjungan yang tak pernah sepi. Baik pengunjung dari Kudus maupun (lebih-lebih) dari luar Kudus.
Area diskusi dikemas menyatu dengan alam. Jadi, tak ada tarup. Panggung dibuat di bawah pohon beringin yang besar, yang berdaun rimbun. Tentu ini dipilih oleh panitia karena secara artistik, pohon beringin tersebut tampak indah, yang rimbun daunnya sekaligus dapat digunakan sebagai atap.
Di atas panggung, ketika saya datang, sudah terlihat pemain musik dan vokalis, yang saya mengetahuinya kemudian, bernama "Suluk Tajuk Menara". "Suluk Tajuk Menara" adalah kelompok atau grup  musik kolaboratif yang berlatar belakang islami.
Semua vokalisnya laki-laki, yang tergolong sudah usia dewasa. Diiringi musik kolaborasi antara rebana, gamelan, dan musik modern (yang saya dapat mendengar bunyinya) sepertinya kibor.
Tembang-tembang islami, atau lebih tepatnya disebut selawat karya leluhur, termasuk karya Raden Asnawi, keturunan ke-14 Sunan Kudus, dibawakan oleh grup Suluk Tajuk Menara. Dengan diiringi musik kolaboratif mampu membangun suasana  yang khidmat.
Selain Pj. Bupati Kudus, hadir sebagai narasumber dalam diskusi adalah tokoh kekinian, yaitu Habib Husein Ja'far dan tokoh komedi sepuh, Kirun. Mereka bertiga, Pj. Bupati Kudus, Habib Husein Ja'far, dan Kirun duduk di atas panggung di depan grup Suluk Tajuk Menara.
Acara inti diawali dengan sambutan Pj. Bupati Kudus. Dalam sambutan disampaikan bahwa karena tradisi Dandangan sudah masuk WBTB, maka sejak 2024,  acara Dandangan harus dikemas seperti  kegiatan berskala nasional.
Salah satu buktinya, begitu dikatakan, adalah mengundang tokoh-tokoh yang sudah dikenal di seantero Indonesia untuk ambil peran dalam kegiatan Dandangan.
Selain itu, disampaikan juga bahwa sudah waktunya Kudus memiliki komitmen untuk menjadikan destinasi yang ada masuk ke kategori halal tourism.
Sebagai tanda dibukanya tradisi Dandangan, Pj. Bupati Kudus dan kedua narasumber memukul terbang dalam irama yang rampak. Disambut tepuk tangan tamu undangan yang duduk di kursi dan masyarakat yang turut meramaikan acara malam itu sekalipun berdiri berderet di trotoar jalan di belakang tamu undangan.
Lokasi Alkul memang berada di tepi sebagian Jalan Sunan Kudus, yaitu seperti yang telah disebutkan di atas berada di lingkungan Menara Kudus.